TiNewss.com-- Menara Loji Jatinangor yang berlokasi di jalan Jatinangor menuju Kiara Payung kondisinya perlu revitalisasi dan promosi. Padahal Menara Loji ini merupakan peninggalan bersejarah yang menandai Jatinangor atau Cikeruh (nama dulu Jatinangor-Red) sebagai pusat perkebunan zaman Belanda yang sangat terkenal.
Selain sebagai aset sejarah, menara ini seyogyanya merupakan aset obyek wisata yang ada di Sumedang yang memerlukan revitalisasi termasuk penggantian replika lonceng, sentuhan seni dan promosi wisata. Seperti halnya Menara jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat.
Baca Juga: Perda Kepemudaan di Sumedang, Kado Spesial Hari Sumpah Pemuda tahun 2021
Demikian kesimpulan beberapa orang yang ditemui TiNewss.com saat melihat langsung Menara Loji Jatinangor, beberpa waktu lalu.
Dikutip dari laman jatinangor.itb.ac.id yang ditulis Suwardi, Menara Loji merupakan saksi sejarah yang menunjukkan bahwa Jatinangor merupakan sentra perkebunan karet di Jawa Barat sekitar tahun 1800-an. Lokasinya berada di Cikeruh (sekarang Jatinangor) Kabupaten Sumedang dengan luas sekitar 962 hektar.

Seorang Tuan Tanah berkebangsaan Jerman bernama Baron Braud pada saat itu membangun menara jaga bernama Menara Loji. Menara ini berfungsi sebagai pos pantau untuk mengawasi para pekerja. Menara ini juga memiliki fungsi sebagai penanda bagi para pegawai perkebunan unuk memudahkan penyampaian pembagian waktu.
Baca Juga: Selain Transaksi Tunai sebesar Rp 78 Juta, Festival Kopi Sumedang ke-3 Hasilkan Penjualan Online
Artikel Terkait
Festival Kopi Sumedang ke-3, Wakil Bupati Sumedang: Kita Siapkan Peraturan Bupati Tentang Kopi Sumedang
Wow, Bupati Sumedang Tetapkan 7 Oktober sebagai Hari Kopi Sumedang
Kasus Terkonfirmasi di Sumedang Terus Melandai, Sisakan Isolasi Mandiri 4 Orang
Selain Transaksi Tunai sebesar Rp 78 Juta, Festival Kopi Sumedang ke-3 Hasilkan Penjualan Online
Perda Kepemudaan di Sumedang, Kado Spesial Hari Sumpah Pemuda tahun 2021