Guru Sejarah SMAN Situraja Lauching Buku Jejak Sejarah Sumedang

- Kamis, 22 April 2021 | 17:00 WIB
fa4571b2-a82a-48a8-806d-6f209a7a1f33
fa4571b2-a82a-48a8-806d-6f209a7a1f33



Kebesaran kerajaan Sumedang Larang mencapai suksesnya pada zaman Prabu Geusan Ulun. Zaman Kabupatian di bawah Mataram, Sumedang mendapat julukan parahyangan dan sampai sekarang masuk dalam wilayah Priangan Jawa Barat.





Pangeran Rangga Gede telah menjadi pemimpin besar waktu itu diangkat sebagai Operregent (Kepala Bupati) untuk wilayah Priangan.





Zaman penjajahan telah menghadirkan pemimpin-peminpin besar sebagai pewarian jabatan yang diturunkan secara turun temurun.





Bupati-bupati terkenal pada zaman penjajahan yaitu Pangeran Kornel, Pangeran Sugih, Pangeran Aria Suria Atmaja. Ketiga Pangeran Sumedang itu telah meninggalkan prestasi dan prestise yang menjadi tauladan bagi bidang pemerintahan dan dunia pendidikan khususnya di Sumedang.





Perjalanan zaman Jepang menggambarkan kehidupan penjajahan di bawai Dai Nipon Jepang.





17 Agustus Tahun 1945 merupakan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang gemanya sampai kepada pelosok negeri Indonesia. Kabupatian Sumedang sampai tahun 1951 dipegang oleh keturunan Bupati pendahulunya sebagai trah menak Sumedang.





Sejak tahun 1951 sampai 2003 jabatan Bupati diemban oleh para birokrasi yang ditetapkan oleh kementerian dalam negeri. Tahun 2003 Sampai sekarang jabatan bupati merupakan hasil pilihan dari demokrasi langsung sebagai pemenang Pemilu dengan perolehan suara terbanyak.





Membahas mengenai Sumedang Puseur Budaya Sunda, yang merupakan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2020 sebagi upaya mencapai cita-cita Prabu Taji Malela Insun Medal, Insun Madangan.

Halaman:

Editor: Adhi Septiahadi

Tags

Terkini

X