TiNewss.com - Angka kemiskinan Kabupaten Sumedang memprihatinkan akibat dampak COVID-19. Asep Sumaryana, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sumedang menilai Jumlah penduduk miskin itu merupakan sisa "residu" dari proses pembangunan. Semua anggaran dan program pemda baik fisik maupun non fisik pada prinsipnya merupakan intervensi sosial untuk mensejahtrakan.(30/12/2020).
Hal ini disampaikan oleh Asep Sumaryana, ketika jurnalis TiNewss.com menghubungi melalui saluran Whatsappnya dalam menanggapi kemiskinan Kabupaten Sumedang yang meningkat sebelumnya telah di muat di media TiNewss.com dalam judul wabup-erwan-dampak-covid-19-kemiskinan-kabupaten-sumedang-meningkat,(28/12/2020).
Dalam berita tersebut disampaikan Wabup Erwan, bahwa meningkatnya angka kemiskinan akibat pandemi COVID-19.
Asep Sumaryana menjelaskan bahwa jumlah penduduk miskin merupakan hasil proses akumulasi 5-10 tahun ke belakang dan saat ini, jika 5-10 tahun ke belakang akan berhasil memberdayakan ekonomi masyarakat, sebagaimana dampak COVID-19 tidak akan berdampak parah.
Menurut Asep bahwa progam yang yang ada saat ini masih adanya kekurangan, salah satunya birokkrat dan birokrasi kita masih minim, keahlian di bidang hard skill atau technical skill, kebanyakan ahli dan berkutat di keahlian administrasi.
"Technical skill pemberdayaan itu tidak seperti itu, Ya gunakan rekayasa sosial yang memadai, nah ini yg dimaksud technical skill," ujar Asep.
Asep juga mengatakan bahwa infrastruktur fisik, ini juga bagian dari intervensi sosial. Infrastruktur itu investasi , intervensi agar terjadi perubahan sosial yang ujungnya ke pertumbuhan ekonomi, pendapatan dan kurangi angka kemiskinan.