Dalam Kewajiban Menuntut Ilmu, Terungkap Bahwa Negeri 'Shin' bukan China

- Selasa, 31 Januari 2023 | 09:33 WIB
Imam Adz-Dzahabi (673-748 H), seorang Ulama Hadits terkemuka melakukan penelitian komprehensif atas Hadits  (Laduni.id)
Imam Adz-Dzahabi (673-748 H), seorang Ulama Hadits terkemuka melakukan penelitian komprehensif atas Hadits (Laduni.id)

 

TiNewss.Com - Pernahkah Anda mendengar hadits populer yang berbunyi: "Uthlubul ilma wa law bish Shiin", اطلب العلم ولو بالصين ?

Hadits ini sudah lazim diterjemahkan: “Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke Negeri China”.

Namun, sebuah artikel yang dirilis "Bayt al-Hikmah Institute" pada 6 Januari 2020, menyebutkan dua alasan, kenapa kita harus mempertimbangkan kembali bahwa yang dimaksud "Shin" dalam Hadits tersebut adalah China.

Baca Juga: Warga Bersyukur Jembatan Cisaar Lanang Selesai Dibangun

Pertama, orang yang menamakan ‘Negeri China’ dengan ’Shin’ adalah Abul Qasim ar-Rajaji. Sebabnya karena orang pertama yang menemukan dataran China, dan kemudian menetap di sana adalah Shin bin Baghbar bin Kammad.

Kedua, kita mungkin akan terperangah ketika membaca Kitab Pusaka Negeri China yang berada di dataran tinggi Tibet, yang menyebutkan sebagai berikut:

”Istana para Dewa yang dijaga Harimau, Gajah, Naga, Phoenix (Merak), dan Badak adalah Jawa, tempat segala kemuliaan dan ilmu pengetahuan, yang gunung, sungai dan lautnya memuntahkan Emas dan Permata”.

Baca Juga: PD Persis Sumedang Mewisuda 36 Kader Mubalig

Dua hal di atas, sudah cukup untuk mempertimbangkan kembali bahwa ‘Shin'’ yang dimaksud dalam Hadits itu adalah ’Negeri China’.

Kata “China” digunakan untuk menyebut “NEGARA QIN” (baca: CIN) dimana pada era Reunifikasi China, NEGARA QIN menyatukan seluruh China daratan dalam satu aturan, satu ukuran, satu negara, satu bahasa dan satu tulisan yakni ATURAN QIN, UKURAN QIN, NEGARA QIN, BAHASA QIN dan TULISAN QIN.

Kemudian oleh orang Arab, yakni Abul Qasim Ar-Rajaji, NEGARA QIN disebut sebagai ‘SHIIN’ yang diambil dari nama orang yang pertama kali menemukan dan menetap di NEGARA QIN, yakni SHIIN bin BAGHBAR bin KAMMAD.

Baca Juga: Penghapusan Tenaga Honorer  : Ganjar Pranowo Memberikan Solusi Yang Efektif

Kata ‘SHIIN’ ini lalu diparafrasekan menjadi ‘SINO’. Nama ‘SINO’ ini kemudian dibawa ke Eropa dan diserap ke dalam dialek Germanic menjadi ‘CHINE’ (dalam bahasa Perancis dibaca: SIN), yang kemudian oleh orang Inggris dibaca ‘China’ (Bahasa Jerman merupakan induk dari Bahasa Inggris).

Halaman:

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Dajjal dan Hierarki Sistem Waktu Ilahi

Jumat, 31 Maret 2023 | 23:39 WIB

Bulan dan Keseimbangan Sistem Waktu

Kamis, 30 Maret 2023 | 20:31 WIB

Al-Qur'an dan Sistem Waktu Ilahi

Kamis, 30 Maret 2023 | 01:35 WIB

Larangan Memotong Surah dalam Pembacaan Al-Qur'an

Sabtu, 25 Maret 2023 | 20:17 WIB

Ramadhan Bulan Pendidikan

Jumat, 24 Maret 2023 | 17:24 WIB

Ramadhan, Bulan Al-Qur'an

Kamis, 23 Maret 2023 | 03:57 WIB

Pembagian Juz untuk Pembacaan Al-Qur'an Harian

Rabu, 22 Maret 2023 | 18:25 WIB

Kunci Kebahagiaan: Mengenal Dunia (Bagian 7)

Rabu, 15 Maret 2023 | 22:10 WIB
X