Jurnalismewarga.TiNewss.Com - Korban gempa masih bertahan di tenda pengungsian, berharap dan terkatung-katung dalam ketidakpastian. Negara seharusnya mampu bertindak dengan cepat, sehingga para korban bisa kembali memiliki hidup normal dan layak.
Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11/2022) di Cianjur, Jawa Barat, kini bertambah menjadi 635 jiwa setelah tim SAR gabungan menemukan tiga jenazah yang tertimbun longsor.
Satu bulan setelah gempa bumi berkekuatan 5,6 mengguncang Cianjur, Jawa Barat, masih ada sejumlah warga yang bertahan di tenda pengungsian, belum menerima dana stimulan perbaikan rumah karena proses pendataan yang tidak akurat sehingga harus diulang.
Baca Juga: Akankah Masjid Al-Jabbar Menjadi Cikal Bakal Peradaban Islam?
Warga yang terkena dampak gempa kini diliputi ketidakpastian, bertanya-tanya apakah akan berdampak relokasi ataukah tidak, mengingat lokasi gempa, Cibeureum, termasuk tempat yang dilewati patahan sesar aktif Cugenang.
Kondisi pengungsian jauh dari kata layak, mereka kepanasan dan kedinginan, hidup seadanya meskipun makan dan minum masih bisa didapatkan untuk bertahan. Tak terbayang bagaimana kondisi anak-anak dan warga yang sedang sakit.
Hal inilah yang membuat mereka jenuh, apalagi karena proses pendataan yang tidak akurat dan harus mendata ulang menyebabkan terlambatnya pencairan dana stimulan. Sehingga mereka tak bisa membangun rumah, apalagi segera merasakan kembali hidup normal.
Baca Juga: Zodiak Pisces Hari Ini, Sabtu 14 Januari 2023 : Perjuangan Tak Akan Mengkhianati Hasil
Fakta bahwa korban gempa masih terkatung-katung dalam ketidakpastian adalah bukti bahwa riayah (pengurusan) negara tidak berjalan optimal. Seharusnya negara bertindak cepat dalam melakukan relokasi dan perbaikan rumah warga, sebab mereka berhak untuk mendapatkan kehidupan yang normal.
Bahkan sebanyak 61 orang warga terdampak gempa bumi Cianjur mengalami gangguan jiwa, 40 orang mengalami gangguan jiwa ringan, dan 21 orang mengalami gangguan jiwa berat, tiga di antaranya sudah dirujuk ke rumah sakit jiwa.
Bagaimana ini bisa terjadi? Sungguh bukan gempa yang menghilangkan nyawa dan merusak mental para warga, tetapi karena kelalaian para penguasa dalam mengurus rakyatnya.
Baca Juga: Liga 1 BRI : Persib Bandung Pindah Kandang, Apa Kata Luis Milla?
Gempa memang menjadi bagian dari kehidupan Indonesia, karena geografis yang berada dalam rangkaian ring of fire (cincin api). Seharusnya negara telah siap jauh-jauh hari agar tidak ada ratusan rakyat yang kehilangan nyawa.
Kesigapan negara dalam menangani bencana merupakan perkara penting yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya." (HR. Bukhari No. 2373, sanad sahih menurut Ijma Ulama)
Artikel Terkait
Anne Ratna Mustika Berikan Perhatian untuk Korban Gempa Cianjur, disaat Proses Perceraiannya
Gagah! Lesti Kejora dan Rizky Billar Sambangi Korban Gempa Cianjur Pakai Helikopter
[PEDULI GEMPA CIANJUR] Forum UMKM Sumedang Berikan Donasi, Ringankan Beban Pelaku UMKM di Cianjur
[PEDULI GEMPA CIANJUR] Pensiunan Kejaksaan Salurkan Bansos di Cianjur
Warga Pasar Tanjungsari Sumedang Memberikan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur