TiNewss.Com - Saat Nabi brahim AS berhijrah ke Tanah Suci, Bangsa Babilonia, Persia, Mesir, dan Cina adalah bangsa dengan peradaban yang besar, sedangkan kekaisaran Yunani dan Romawi masih belum muncul. Bangsa Eropa masih merupakan "suku yang liar".
Saat itu hanya sedikit atau bahkan tidak ada kegiatan perdagangan dengan peradaban bangsa lain. Sebagai akibat dari isolasi yang aneh ini, bagian dunia lain tidak mengerti bahasa Bangsa Eropa, dan Bangsa Eropa pun belum mampu memainkan peran apa-apa di panggung dunia.
Al-Qur'an menunjuk hal ini dalam Surat al-Kahfi yang menyebutkan ciri unik Bangsa Eropa:
"Mereka berkata: Wahai Dzulqarnain! Sungguh, Ya'juj (Gog) dan Ma'juj (Magog) melakukan perbuatan fasad (kerusakan dan kejahatan) di Tanah (kami), maka bolehkah kami memberikan upeti kepadamu agar engkau dapat membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka (sehingga kami terlindung dari mereka dan kejahatan mereka)?” (QS. al-Kahfi: 94).
Baca Juga: Pendaftaran Tenaga Teknis ASN Sumedang Masih Terbuka Hingga 6 Januari 2023, Buruan!
Turunan dari Metodologi Bintang dalam Studi Islam, khususnya dalam kajian fenomena akhir zaman, termasuk dalam subjek Ya'juj-Ma'juj, adalah 'sistem makna'. Sistem makna itulah yang harus ditemukan saat kita berusaha mempelajari subjek Ya'juj-Ma'juj. Tanpa metode tersebut maka Yahudi dan Ya'juj-Ma'juj adalah suatu subjek yang bahkan sarjana yang ahli pun dapat tersesat.
Bukti yang muncul dari Al Qur'an dan tidak kurang dari delapan Hadits Sahih Bukhari, menunjukkan bahwa pelepasan Ya'juj-Ma'juj terjadi pada masa hidup Nabi SAW, lama sebelum kembalinya Nabi Isa (Jesus) AS.
Usaha pertama yang harus dilakukan adalah menemukan prinsip kesatuan yang menghubungkan dua ayat Al Qur'an tentang Ya'juj-Ma'juj, yaitu dalam Surat al-Kahfi, dan Surat al-Anbiya.
Suatu revolusi aneh dan misterius telah memajukan Eropa. Peradaban pagan Yunani dan Romawi muncul dan mereka dengan cepat dan aneh mulai menaklukan bagian dunia lain sebanyak yang bisa mereka taklukan. Baik peradaban Yunani maupun Romawi, keduanya tampak memiliki ketertarikan khusus pada Tanah Suci.
Baca Juga: Inilah 10 Wanita Terkaya di Dunia 2022 Versi Forbes
Alexader "The Great" menaklukan Yerusalem dan menunjukkan ketertarikannya pada agama Yahudi, dan Kekaisaran Romawi menguasai Yerusalem dan Tanah Suci hingga masa hidup Nabi Isa AS,
dan bahkan setelah itu.
Tidak ada lagi ketaatan pada para dewa dan dewi serta pada cara hidup pagan mereka, melainkan kepercayaan pagan mereka secara misterius langsung dibuang begitu saja, padahal mereka telah menganutnya selama berabad-abad sebelum itu.
Kemudian Bangsa Eropa, yang secara misterius memeluk agama Kristen karena alasan politik, membuat kemunculan gereja Kristen-Eropa dengan Roma sebagai pusat sistem gereja baru.
Artikel Terkait
Dari Ukraina ke Pax Judaica, Bagian 43: Euro-Israel, Ya'juj-Ma'juj dan Berakhirnya Fase Pax Judaica
Dari Ukraina ke Pax Judaica, Bagian 44: Islam Menjelaskan Realitas Dunia yang Aneh
Dari Ukraina ke Pax Judaica, Bagian 45: Tersingkapnya Selubung Yerusalem
Dari Ukraina ke Pax Judaica, Bagian 46: Ukraina, Paku Terakhir di Peti Mati Pax Americana
Dari Ukraina ke Pax Judaica Bagian 47: Ya'juj-Ma'juj Sudah Dilepaskan
Dari Ukraina Ke Pax Judaica, Bagian 48: Ya'juj-Ma'juj Gelombang Kedua