Menolak Kaya!

- Kamis, 27 Oktober 2022 | 10:52 WIB
Kekayaan dan jabatan Jika hanya Seperti Kucing yang Bisa bilang Meong, untuk Apa?  (TiNewss.Com/Admin)
Kekayaan dan jabatan Jika hanya Seperti Kucing yang Bisa bilang Meong, untuk Apa? (TiNewss.Com/Admin)

TiNewss.Com - Kaya, adalah tujuan hidup banyak manusia. Bahkan banyak yang nekad menjadikan kaya sebagai tujuan satu-satunya dalam setiap hela nafasnya.

Ketika setiap perintah ditaati (ego diri), setiap keinginan dipenuhi (kepuasan hati), setiap mata memandang iri (eksistensi diri) dan setiap langkah menjadi inspirasi (tujuan diri).

Semua terlaksana, jika seseorang itu KAYA. Maka siapalah yang tak ingin kaya?? Bisa hidup bebas, sebebas dan semau kita.

Baca Juga: Mendidik, Tak Bisa Mendadak!

Namun sadarkah kita, bahwa menjadi kaya artinya kita terpenjara. Oleh banyak sekali dimensi. Tidur, mungkin jarang lelap karena khawatir rampok menjarah harta.

Makan sering tak enak meski meja penuh lauk dan sayur serta buah berwarna, karena khawatir KPK dan kepolisian menjemput paksa.

Jalan dimanapun tidak bebas tersenyum atau cemberut, karena setiap detik ratusan pasang mata akan melaporkan sekecil apapun kesalahan tindak tanduk kita untuk dimangsa oleh media massa menjadi bulan-bulanan bully dan caci.

Baca Juga: Mutu atau Mati, Lesti Memilih 'Mati'!

Ingatkah kita, bahwa penjara itu tak hanya di dunia. Bahkan di akhirat sana, malaikat sudah bersiap dengan berlembar-lembar pertanyaan mengenai laporan pertanggungjawaban dari mana dan kemana larinya harta yang kita punya.

Saat Rasulullah wafat dalam keadaan sangat miskin karena seluruh kekayaannya disedekahkan pada dakwah dan perjuangan Islam, sehingga kain kafannya pun ditarik menutupi kepala kaki terlihat, ditarik menutupi kaki kepala terlihat.

Saat Abdurrahman bin Auf ingin bangkrut dengan membeli panen kurma gagal dari petani, malah menjadi semakin kaya raya karena kurma busuk yang ia beli malah menjadi obat di bahagian negeri lain dan orang berbondong-bondong membeli padanya.

Baca Juga: Jadwal Salat Untuk Wilayah Kabupaten Sumedang dan Sekitarnya, Kamis 27 Oktober 2022

Mengapa Rasulullah dan para sahabat menolak kaya? Mengapa mereka yang sangat saleh dan jauh dari maksiat saja takut sekali jikapun hanya sebutir kurma Alloh mintai pertanggungjawabannya?

Menjadi kaya, adalah sangat baik dan dicontohkan oleh Rasulullah yang memang semasa hidup menjadi pengusaha kaya.

Halaman:

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Difteri Meninggi, Islam Punya Solusi

Senin, 13 Maret 2023 | 13:03 WIB

Jangan Ada Lagi Perempuan Putus Sekolah

Selasa, 14 Februari 2023 | 13:58 WIB

3 Alasan Perlu Belajar Adab Dulu Sebelum Ilmu

Selasa, 20 Desember 2022 | 14:35 WIB

Liberalisme Biang HIV/AIDS Makin Menggurita

Senin, 12 Desember 2022 | 19:29 WIB

Impor Beras Teratasi dengan Ketahanan Pangan Islami

Sabtu, 10 Desember 2022 | 21:27 WIB

Demokrasi Menyuburkan Penista Agama

Senin, 5 Desember 2022 | 10:41 WIB

Puncak Hari Guru Nasional 2022, Guru di Era Kekinian

Kamis, 1 Desember 2022 | 06:45 WIB

SELINGKUH, Kunci Membahagiakan Diri

Selasa, 1 November 2022 | 07:39 WIB

Niru Siapa?

Kamis, 27 Oktober 2022 | 10:58 WIB
X