TiNewss.Com - Kaya, adalah tujuan hidup banyak manusia. Bahkan banyak yang nekad menjadikan kaya sebagai tujuan satu-satunya dalam setiap hela nafasnya.
Ketika setiap perintah ditaati (ego diri), setiap keinginan dipenuhi (kepuasan hati), setiap mata memandang iri (eksistensi diri) dan setiap langkah menjadi inspirasi (tujuan diri).
Semua terlaksana, jika seseorang itu KAYA. Maka siapalah yang tak ingin kaya?? Bisa hidup bebas, sebebas dan semau kita.
Baca Juga: Mendidik, Tak Bisa Mendadak!
Namun sadarkah kita, bahwa menjadi kaya artinya kita terpenjara. Oleh banyak sekali dimensi. Tidur, mungkin jarang lelap karena khawatir rampok menjarah harta.
Makan sering tak enak meski meja penuh lauk dan sayur serta buah berwarna, karena khawatir KPK dan kepolisian menjemput paksa.
Jalan dimanapun tidak bebas tersenyum atau cemberut, karena setiap detik ratusan pasang mata akan melaporkan sekecil apapun kesalahan tindak tanduk kita untuk dimangsa oleh media massa menjadi bulan-bulanan bully dan caci.
Baca Juga: Mutu atau Mati, Lesti Memilih 'Mati'!
Ingatkah kita, bahwa penjara itu tak hanya di dunia. Bahkan di akhirat sana, malaikat sudah bersiap dengan berlembar-lembar pertanyaan mengenai laporan pertanggungjawaban dari mana dan kemana larinya harta yang kita punya.
Saat Rasulullah wafat dalam keadaan sangat miskin karena seluruh kekayaannya disedekahkan pada dakwah dan perjuangan Islam, sehingga kain kafannya pun ditarik menutupi kepala kaki terlihat, ditarik menutupi kaki kepala terlihat.
Saat Abdurrahman bin Auf ingin bangkrut dengan membeli panen kurma gagal dari petani, malah menjadi semakin kaya raya karena kurma busuk yang ia beli malah menjadi obat di bahagian negeri lain dan orang berbondong-bondong membeli padanya.
Baca Juga: Jadwal Salat Untuk Wilayah Kabupaten Sumedang dan Sekitarnya, Kamis 27 Oktober 2022
Mengapa Rasulullah dan para sahabat menolak kaya? Mengapa mereka yang sangat saleh dan jauh dari maksiat saja takut sekali jikapun hanya sebutir kurma Alloh mintai pertanggungjawabannya?
Menjadi kaya, adalah sangat baik dan dicontohkan oleh Rasulullah yang memang semasa hidup menjadi pengusaha kaya.
Artikel Terkait
Momen Sejarah Penting Yang Menandai Fase Akhir Zaman
Tanda-tanda Akhir Zaman: Isra-Miraj, Sidratul Muntaha, dan Perang Ukraina
5 Ikatan sejarah antara Indonesia dan Palestina, Sudah Terjalin Sejak Zaman Bung Karno