Ingat Bandung pasti ingat juga, salah satunya akan Persib Bandung. Persib Bandung adalah legenda Ibukota Provinsi Jawa Barat. Persib Bandung yang dulu selalu juara dan dielu-elukan bobotohnya, kini sedang dirundung kekalahan. Salah satu yang paling dekat adalah kalahnya dari Bali United di kandang sendiri yaitu di Gelora Bandung Lautan API (GBLA), Senin, 23 Agustus 2022.
Kekalahan Persib Bandung ini menjadi pemicu bobotoh kesal. Persib perlu reposisi, salah satunya reposisi budaya.
Pagi tadi ada tulisan bobotoh yang membuat saya terusik untuk menulis Pojok Asdar. Tulisan bobotoh di media sosialnya adalah sebagai berikut:
"Hampuranya Sib, asa rumit jadi bobotoh teh, kuring rek resign heula jadi bobotoh, sing cageur deuinya, sing jagjag waringkas, sing meunangan deui kawas zaman Ajat Sudrajat jeung Kekey Zakaria. Hatur nuhun tos kersa dibobotohan ku abdi salami ieu, hapunten tina sagala rupi kakirangan," tulis bobotoh @ermi***.
Baca Juga: Persib Gelar Ujicoba Lawan FC Bekasi City Tanpa Penonton, Live Indosiar
Tulisan bobotoh ini bisa jadi mewakili banyak bobotoh, termasuk saya. Kerinduan akan Persib zamannya Ajat Sudrajat, Kekey, Sobirin, dkk. melintas di para bobotoh. Betapa tidak, kehebatan Persib Bandung sangat luar biasa. Arak-arakan manakala menang jadi juara, adalah puncak kebahagiaan bobotoh.
Dari sini kita akan belajar dari Persib zamannya perserikatan dan zamannya Ajat Sudrajat. Saya akan coba kaji sedikit demi sedikit, mudah-mudahan ada manfaatnya untuk kemajuan Persib, kejayaan Persib dan tetap menjadikan Persib menjadi kebanggaan Masyarakat Jawa Barat.
Jangan ditanya kecintaan bobotoh akan Persib, banyak bobotoh yang sekarng resign jadi bobotoh karena kecewa Persib tak kunjung memberikan Juara. Karena kemenangan dan juaralah yang menjadi impian para bobotoh, termasuk masyarakat Jawa Barat.
Baca Juga: Puan Maharani Sambangi Itaewon, Netizen Singgung Tragedi Kanjuruhan Malang
Ini harus menjadi catatan penting, bahwa bobotoh sangat sayang dan cinta akan Persib. Maka dengarkanlah keluh kesah bobotoh karena itu bukti cinta, peduli dan sayang akan Persib.
Saya mencoba menganalisis dan memberikan sedikit solusi, semoga menjadi bagian dari ikhtiar manajemen untuk kemajuan Persib.
1) Kembali perkuat budaya.
Budaya ternyata menjadi salah satu perekat dan penumbuh spirit Persib zaman Ajat Sudrajat. Zaman Ajat dkk, budaya ini tercermin dan meresap menjadi satu kesatuan dalam diri para pemain, pelatih dan manajemen.
Budaya Sunda mengajarkan tentang someah, tenggang rasa, saling memiliki, saling menghargai, tanggung jawab, cinta tanah air dan daerah. Ini menjadi pematri dan pemerkuat kesolidan para pemain dalam tubuh Persib.
Artikel Terkait
Pertama di Sumedang, DPD PAN Sumedang Gelar ToT Untuk Saksi Pemilu 2024
Tuntaskan Tenaga Honorer di 2023 melalui PPPK, Pemerintah Lakukan Pendataan atau Pemberkasan?
Pemerintah Imbau Masyarakat agar Tidak Panik terkait Ditemukannya Penderita Terkonfirmasi Cacar Monyet
Tenaga Honorer Kategori II, Solutif jadi PPPK dan Bukan Angin Surga
Bobotoh Perlu Bersabar, Ini Ujian: Persib Bandung Kalah Vs Bali United 2 - 3