Konten porno yang bersliweran di medsos dampaknya juga dahsyat. Bahkan ahli neuroscience dari metodist speciality and transplant hospital San Antonia mengklaim kecanduan pornografi menimbulkan kerusakan otak level tinggi yang bisa berakibat penyusutan otak.
Baca Juga: Akhirnya ! PSSI Konfirmasi Timnas Indonesia Vs Argentina Digelar Pada 19 Juni 2023
Seremnya lagi Sob, kecanduan pornografi juga bisa menimbulkan kerusakan otak berat, meningkatkan neuropeniprin, serotonin, dopamine dan oksitoksin. Nach lho masih doyan dengan konten berbahaya kayak gini?!
Ngonten Sehat Yuk!
Sob, pemaparan di atas itu hanya sebagian lho dari dampak buruk konten-konten negatif, dampak lainnya banyak banget pastinya dan nggak mungkin dipreteli satu-satu di tulisan ini. But, ironisnya seabreak apapun dampak negatif yang bermunculan nggak membuat penduduk Negeri +62 ini semakin cerdas. Buktinya selera masyarakat di bumi pertiwi ini rendah banget Sob. Mirisnya, konten-konten berbobot dan edukatif semacam konten pendidikan, politik, motivasi dan dakwah minim peminatnya. Justru, masyarakat kegandrungan konten-konten unfaedah yang nggak jelas manfaat dan juntrungannya.
Terbukti, We Are Social merilis data pada kuartal 3 di tahun 2022, tentang antusiasme masyarakat pengguna internet di Nusantara ini tercatat 97,4% gandrung menonton konten video. Perinciannya sebagai berikut data tertinggi diminati oleh penikmat video musik, meme dan komedi viral sebanyak 66,2%. Di urutan kedua adalah video tutorial sebanyak 53,1%. Masyakat yang gemar nonton siaran langsung berjumlah 40,5%. Lanjut konten video edukasi ditonton 37,6%. Penikmat video influencer dan vlog berjumlah 33,3%. Terakhir penikmat video game berjumlah 28,5% dan berjumlah olahraga 25,5%.
Yup, ketahuan kan mental bangsa kita kayak apa rendahnya. Apalagi budaya hedonisme dan materialistik yang mulai menjangkiti kalangan masyarakat khususnya pemuda. Modal pingin sukses dengan cara instan membuat mental say good bay dan abai dari norma agama kerap dilakukan. Nggak perduli dech tuntunan agama mana yang halal or haram yang penting menghasilkan cuan. Apalagi mikirin dosa, itu mah lewat demi kesuksesan semu dan nafsu duniawi.
So, ini menjadi tantangan buat kita semua, khususnya yang masih punya semangat dakwah untuk memperbaiki dan peduli masyarakat, yuk, kita buat konten yang sehat dan berfaedah nggak hanya buat diri kita tapi juga buat orang lain, syukur-syukur buat agama, bangsa dan Negara, mantap!
Eling Sob, jangan hanya demi uang dan kenikmatan dunia yang cuma secuil kita malah merugikan diri sendiri dan orang lain apalagi menjual iman dengan membuat konten-konten yang amoral dan melanggar norma sosial dan agama.
Baca Juga: Viral ! Selebrasi Sujud Cristiano Ronaldo Setelah Mencetak Gol Kemenangan Bagi Al Nassr
Walaupun ngonten bagian dari hak asasi, jangan lupa sebagai insan yang beriman harus yakin bahwa segala aktifitas kita bakalan dimintai pertanggungjawaban kelak di akherat. Apalagi jika kita mendaulat diri menjadi influencer dan konten yang kita buat negatif. Siap-siap aja Sob, di akherat nanti bakalan menuai kiriman dosa dari setiap orang yang terinfluencer dari konten negatif kita. Ampun ngeri khan! Sebaliknya, kalau kita ngonten positif dan berfaedah pastinya akan mendulang pahala jariyah, asyik dong!.
So, masih mau ngonten yang unfaedah?! Suer, banyak mudharatnya Sob, mending kita berkomitmen untuk menjadi generasi terbaik yang berkontribusi demi kemajuan agama dan Negara. Yakin dech berpegang teguh pada syariat agama dengan totalitas akan menyelamatkan kita dari hal-hal yang tidak berguna dan murka Allah di dunia dan akherat nanti. Apalagi standartnya jelas halal dan haram. Plus dilandasi ketakwaan yang semata-mata mengharap ridha Allah bukan sekedar sensasional semata. Karena disadari or tidak, tempat kembali kita cuma dua pilihan surga or neraka. Dan itu pilihan kita bukan semata-mata takdir. Jadi walaupun keasyikan ngonten jangan lupa daratan yach!.
Baca Juga: Wanita Bercadar Ciwidey Pamer Alat Vital, Ini Kronologisnya HIngga Viral dan Mendekam di Jeruji Besi
Keasyikan Ngonten, Jangan Sampai Lupa Daratan
