TiNewss.Com - Berbeda dengan tujuan untuk membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an yang tidak boleh memotong Surah apa pun, untuk tujuan mengkaji Al-Qur'an hal ini tidak berlaku. Demikian juga untuk tujuan membacanya ketika menjadi Imam Shalat.
Jika Allah tidak membagi Al-Qur'an menjadi Surah untuk tujuan belajar, lalu metode bagaimanakah yang benar, apakah kita mulai dengan mempelajari Surat Al-Fatihah, kemudian Surat Al-Baqarah, lalu Surat Ali Imran, dan seterusnya, sebagaimana cara kita untuk membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an?
Syekh Imran menyebut metode seperti ini sebagai "Metode Washington", mungkin maksudnya metode yang diinginkan Washington (Lihat salah satu video terbarunya berdurasi 10.17 menit yang direkam pada 3 Ramadhan 1444 H, berjudul "Metodologi untuk Mempelajari Al-Qur'an bagi Pemula").
Pelajaran pertama, kita tidak boleh mempelajari Ayat Al-Qur'an secara terpisah atau terisolasi. Hal yang sama juga berlaku untuk mempelajari Hadits. Jangan membangun suatu konstruksi pandangan tentang sesuatu hanya berdasarkan satu Ayat atau satu Hadits saja.
Pelajaran ini dimulai sejak lembar pertama sejarah, yaitu ketika Allah mengumumkan akan menciptakan khalifah di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 30).
Allah Maha Tinggi tentu tidak pernah kekurangan bahasa untuk mengungkapkan sesuatu. Jadi ketika Ia memilih konstruksi kalimat tertentu, pasti ada hikmah di baliknya.
Di awal Surat Al-Baqarah, Allah membuat perintah untuk bersujud kepada Adam:
وَاِ ذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰ دَمَ فَسَجَدُوْۤا اِلَّاۤ اِبْلِيْسَ ۗ اَبٰى وَا سْتَكْبَرَ ۖ وَكَا نَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34).
Kepada siapa Allah membuat perintah?
Ia membuat perintah kepada Malaikat untuk bersujud kepada Adam. Lalu semuanya bersujud, kecuali Iblis.
Jika kita menggunakan hanya Ayat ini saja, maka berdasarkan logika deduktif akan dengan mudah menyimpulkan bahwa Iblis itu adalah Malaikat.
Karena perintah itu diberikan kepada para Malaikat, dan mereka semua patuh kecuali satu, maka yang tidak patuh itu haruslah Malaikat, sehingga Iblis adalah Malaikat.
Artikel Terkait
Mu'jizat dan Keajaiban Al-Qur'an
Meraih Taubat Nashuha di Bulan Ramadan
Tantangan Al-Qur'an Yang Tidak Akan Pernah Terjawab
Mencari Sistem Makna dari Satu Topik yang Sedang Dipelajari dalam Al-Qur'an
Epistemologi Surat Al-Kahfi: Bertemunya Pengetahuan Rasional dan Intuitif