Epistemologi Surat Al-Kahfi: Bertemunya Pengetahuan Rasional dan Intuitif

- Kamis, 13 April 2023 | 12:10 WIB
Bertemunya dua Samudra. (Pixabay.com)
Bertemunya dua Samudra. (Pixabay.com)

TiNewss.Com - Epistemologi adalah sinonim dari Filsafat Ilmu, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang sumber, hierarki, metode dan validitas pengetahuan.

Sumber pengetahuan dalam Islam ada empat, yaitu: indera, rasio, intuisi dan wahyu. Secara hierarkis, pengetahuan yang bersumber dari wahyu adalah yang tertinggi, baru kemudian berturut-turut adalah pengetahuan yang bersumber dari intuisi, rasio dan indera. Setiap jenis pengetahuan memiliki metode dan validitasnya sendiri. 

Sementara epistemologi barat, hanya mengakui dua sumber yang pertama, yaitu pengetahuan yang bersumber dari indera dan rasio, yang disebutnya sebagai pengetahuan ilmiah. Mereka tidak mengakui pengetahuan yang bersumber dari intuisi dan wahyu, yang disebutnya sebagai pengetahuan semu atau "pseudo-sains".

Dalam konteks pembahasan ini, apa yang disebut sebagai pengetahuan ilmiah, yakni pengetahuan yang diperoleh dari sumber indera dan rasio, inilah yang dimaksud sebagai pengetahuan (yang diperoleh secara) eksternal. Sedangkan pengetahuan yang bersumber dari intuisi dan wahyu disebut sebagai pengetahuan (yang diperoleh secara) internal. 

Epistemologi Islam mengakui pengetahuan eksternal dan internal, sedangkan epistemologi barat sekuler hanya mengakui pengetahuan eksternal.

Baca Juga: Mencari Sistem Makna dari Satu Topik yang Sedang Dipelajari dalam Al-Qur'an

Di antara rahasia Surat Al-Kahfi yang oleh Nabi SAW dihubungkan langsung dengan fitnah dajjal di akhir zaman adalah, karena Surat ini mengajarkan tentang Epistemologi yang dibutuhkan untuk menghadapi fitnah dajjal yang muncul di zaman modern ini.

Bila kita mempelajari Al-Qur'an sebagaimana mestinya dipelajari, kita akan mengetahui bahwa peradaban barat modern tidak jatuh dari langit begitu saja, dan tidak muncul pada tahap sejarah ini secara kebetulan. 

Al-Qur'an mengabarkan, bahwa di jantung akhir zaman, akan ada seseorang yang dikenal sebagai Mesias, Juru Selamat, Al-Masih. Kembalinya Al-Masih ini disebutkan dalam Al-Qur'an secara tegas.

Tentang subjek ini, lihat penafsiran para ulama salaf: Ibnu Abbas, Hassan Basri dan Qatadah tentang Surat Az-Zukhruf Ayat 61: 

وَاِ نَّهٗ لَعِلْمٌ لِّلسَّا عَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَا تَّبِعُوْنِ ۗ هٰذَا صِرَا طٌ مُّسْتَقِيْمٌ

"Dan sungguh, dia ('Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari Kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (Kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus."

Turunnya Nabi Isa AS kelak diperjelas dalam banyak Hadits mengenai 10 Tanda Kiamat Besar, yang salah satunya ialah turunnya kembali Nabi Isa AS, yang ditugaskan untuk membunuh dajjal.

Jadi sebelum Al-Masih yang asli diturunkan, akan ada seseorang yang akan menyamar sebagai Al-Masih. Dialah Al-masih Ad-dajjal, Al-masih palsu. 

Halaman:

Editor: Asep D Darmawan

Tags

Terkini

Menyingkap Misteri Pelepasan Ya'juj-Ma'juj

Selasa, 18 April 2023 | 04:14 WIB

Adab Pembelajar Al-Qur'an

Sabtu, 15 April 2023 | 20:26 WIB

Metodologi Mempelajari Al-Qur'an bagi Pemula

Sabtu, 15 April 2023 | 10:21 WIB

Tantangan Al-Qur'an Yang Tidak Akan Pernah Terjawab

Selasa, 11 April 2023 | 20:40 WIB

Meraih Taubat Nashuha di Bulan Ramadan

Selasa, 11 April 2023 | 15:22 WIB

Mu'jizat dan Keajaiban Al-Qur'an

Selasa, 11 April 2023 | 04:40 WIB

Dajjal, Alat Uji Keilmuan Islam

Sabtu, 8 April 2023 | 08:56 WIB

Baitul Izzah, Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar

Kamis, 6 April 2023 | 20:46 WIB

Ramadhan Mengajari Kita untuk Hidup Bersama Bulan

Selasa, 4 April 2023 | 17:56 WIB
X