TiNewss.Com - Buku ini mengangkat tema yang benar-benar baru; menawarkan gagasan baru dalam metodologi pembacaan Al-Qur'an agar terkoneksi dengan hierarki sistem waktu dalam Kosmologi Islam, yaitu: waktu lunar, waktu kosmik dan Waktu Absolut.
Globalisasi tidak terjadi di dunia modern secara kebetulan. Eskatologi Islam menjelaskan bahwa Dajjal sang al-Masih palsu, harus menggiring umat manusia melebur menjadi satu dalam gabungan masyarakat global yang tak berketuhanan, dan yang harus tunduk patuh kepadaNya baik di bidang politik, ekonomi maupun di bidang keuangan/moneter, dalam rangka mewujudkan tujuannya, yaitu memerintah dunia dari Yerusalem.
Tema ini telah dijelaskan oleh penulis dalam bukunya yang lain, terutama dalam dua buah bukunya yang berjudul:
Baca Juga: Fix! Semua Sesi Tol Cisumdawu Efektif Beroperasi 15 April 2023
'Jerussalem in The Qur'an: Explaining Israel's Mysterious Imperial Agenda, dan Dajjal, The Qur'an and Awwal al-Zaman. (Lihat: www.imranhosein.com).
Versi bahasa Indonesia berjudul: "YERUSALEM DALAM AL-QURAN: Pandangan Islam Mengenai Takdir Yerusalem Kunci untuk Memahami Akhir Zaman". Penerbit Sabiq, Depok; Agustus 2014. Tersedia di toko online.
Barangkali yang paling sulit bagi Dajjal dalam upayanya membangun sebuah masyarakat global yang saling terkoneksi yang akan beroperasi layaknya jarum jam, adalah sistem waktu-non-persis-tepat yang dikalibrasi secara Ilahiyah, yang diciptakan oleh Allah SWT Maha Pencipta, dimana bulan adalah pusat kendalinya.
Baca Juga: Bupati Sumedang Gelar Rakor Penyelesaian Dampak dan Permasalahan Pembangunan Tol Cisumdawu
Disebut non-persis-tepat, karena dalam sistem waktu lunar, kita harus menunggu berakhirnya hari ke-29 sebelum kita tahu apakah bulan telah berakhir. Allah Yang Maha Bijaksana telah menetapkan bahwa bulan harus digunakan untuk menghitung tahun, dan dengannya untuk mengukur waktu.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ
"Dia lah yang telah menjadikan matahari sebagai sumber cahaya yang memancar, dan dengan cahaya tersebut bulan disinari, dan Dia telah menetapkan fase pertumbuhan dan penuaan bagi sang bulan sehingga engkau memiliki sebuah sistem waktu yang dengannya engkau dapat menghitung tahun-tahun dan juga mengukur waktu. Tidak satu pun dari semua ini yang Allah ciptakan tanpa kebenaran sejati. Jelas sekali Dia menerangkan pesan-pesan ini kepada kaum yang memiliki wawasan mendalam." (QS. Yunus: 5).
Baca Juga: Laporkan Pertanggungjawaban Pengurus, Yayasan Pusdai Sumedang Gelar Rakor
Bulan lunar, dimana dalam satu bulannya terdiri atas 29 atau 30 hari, adalah tidak persis tepat, karena hari ke-29 di bulan lunar harus berakhir sebelum ada yang tahu, apakah bulan akan berakhir, ataukah akan berlanjut untuk satu hari lagi.
Adalah berdasarkan Rancangan Ilahi bahwa suatu sistem waktu yang berbasis pada bulan, akan membuat frustasi berdirinya suatu sistem waktu global yang menghubungkan seluruh umat manusia ke dalam satu jaringan tunggal.
Artikel Terkait
Larangan Memotong Surah dalam Pembacaan Al-Qur'an
Sejarah Penetapan Puasa Ramadhan Ternyata Berkaitan dengan Dimulainya Fase Akhir Zaman
Urutan Surah dalam 15 Hari Pertama Pembacaan Al-Qur'an dengan Metode Lunar
Metode Ilahi dalam Mengkhatamkan Al-Qur'an di Setiap Bulan
Al-Qur'an dan Sistem Waktu Ilahi