TiNewss.Com - Buku ini mengangkat tema yang benar-benar baru; menawarkan gagasan baru dalam metodologi pembacaan Al-Qur'an agar terkoneksi dengan hierarki sistem waktu dalam Kosmologi Islam, yaitu: waktu lunar, waktu kosmik dan Waktu Absolut.
Pada bab terakhir buku ini, penulis menyajikan bukti bahwa pembacaan harian Al-Qur'an yang selaras dengan metode Ilahi untuk mengkhatamkan seluruh isi Al-Qur'an dalam jangka waktu satu bulan lunar, mengajak kita untuk terus menerus menjalin kontak dengan sistem waktu Ilahi.
Kita bisa memulai memahami mengapa semua Suwar panjang berada di bagian awal Al-Qur'an, dan semua Suwar pendek berada di bagian akhir.
Ketika bulan masih muda, yaitu ketika hilal atau bulan sabit muncul, Kearifan Ilahi memerintahkan kita, bahwa kita pun harus hidup muda, berjiwa muda, dan bertindak dengan penuh tenaga. Kita mesti senantiasa berusaha sekuat tenaga di awal bulan lunar dalam segala jenis pekerjaan apa pun. Termasuk bagi mereka yang belum memiliki anak dan ingin agar Allah SWT mengaruniakan kehadiran seorang bayi.
Karena alasan inilah Allah SWT menempatkan Suwar yang panjang di bagian awal Al-Qur'an. Lalu seiring dengan berjalannya bulan, Suwar menjadi semakin pendek dan semakin pendek, tatkala bulan mendekati masa akhir.
Ketika bulan beranjak tua, ketika kita menjadi letih, Allah Yang Maha Bijaksana memberi kita Suwar yang pendek dan semakin pendek. Dengan demikian, kita hidup dalam harmoni dengan periode sistem waktu lunar.
Baca Juga: Polisi Ringkus Pembacok Mantan Ketua KY Hanya Dalam Hanya Butuh Waktu 10 Jam
Mereka yang tidak hidup selaras dengan waktu lunar, akan membayar harga yang sangat mahal, disebabkan kelalaiannya dari menjalani kehidupan bersama bulan.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: "As-Sa'ah (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga waktu akan berlalu dengan cepat, sehingga setahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu, seminggu seperti sehari, sehari seperti sejam, dan sejam seperti terbakarnya seikat pelepah pohon kurma." (Shahih Bukhari).
Buku ini mengajak para pembaca untuk berfikir dalam rangka menyadari implikasi yang mengerikan dari Nubuwah Nabi Muhammad SAW tersebut.
Baca Juga: Tegas, Mahfud MD Menolak Mencabut Penyataannya di DPR Ada Markus, Permintaan Arteria Dahlan Ditolak
Sudut pandang Eskatologi yang digunakan penulis buku ini, menjelaskan Nubuwah itu sebagai keberhasilan Dajjal dalam merusak sistem waktu yang telah digariskan oleh Allah SWT bagi manusia.
Buku Syekh Imran yang lain berjudul "Al-Qur'an, Dajjal dan Jasad", telah menjelaskan Ayat dalam Surat Saba mengenai kematian Nabi Sulaiman AS, bahwa Jin melihat Dajjal duduk di atas singgasana Nabi Sulaiman AS, dan adalah "minsa'ah" tongkat Nabi Sulaiman lah yang memberi Dajjal kemampuan mengintervensi ke dalam sistem waktu untuk menunjukkan seakan-akan Nabi Sulaiman masih hidup, berbicara, berjalan dan lain-lain.
Artikel Terkait
Bacalah Al-Qur'an sebagaimana Cara Allah Membacakannya
Larangan Memotong Surah dalam Pembacaan Al-Qur'an
Sejarah Penetapan Puasa Ramadhan Ternyata Berkaitan dengan Dimulainya Fase Akhir Zaman
Urutan Surah dalam 15 Hari Pertama Pembacaan Al-Qur'an dengan Metode Lunar
Metode Ilahi dalam Mengkhatamkan Al-Qur'an di Setiap Bulan