TiNewss.Com - Hai namaku Faris, aku berumur 16 tahun, dilahirkan di keluarga yang sangat sederhana sebagai anak semata wayang.
“Ibu.. ibu masak apa hari ini?, Faris lapar hehe”
“Faris..ibu cuma masak nasi singkong saja ris, gak ada ikannya, nunggu bapak pulang ya nak. “ Ujarnya pelan menatapku dalam.
“Gak apa apa kok bu hehe, Kecap adakah bu? “ Jawabku memenangkan beliau.
“Ada nak, diatas rak. “
Baca Juga: Urutan Surah dalam 15 Hari Pertama Pembacaan Al-Qur'an dengan Metode Lunar
Aku pun bergegas menuju dapur yang berada di ruang belakang, menyendok nasi secukupnya, menuangkan kecap manis dan melahapnya, memang rasanya tak senikmat hidangan orang-orang, tapin saat nafsu ingin mengeluh, selalu saja pikiranku menyeletuk mengingat kekasih Allah yang hidupnya sangat sederhana, Iya, Habibi ya Rasulullah.
Waktu menunjukkan jam 17:00 terlihat bapak sedang mengayuh sepeda ontelnya, usianya 56 tahun, badannya tak lagi kekar, tapi semangat menghidupi keluarga bak anak muda. Aku yang sudah siap dengan kemeja, sarung dan kopyah sengaja menantinya didepan rumah sebelum beranjak ke Masjid.
“Assalamu’alaikum nak,” Ucap bapak dengan senyum manisnya.
“Wa’alaikumussalaam warohmatullaah wabarakatuh bapak,” Seraya meraih tangannya dan menciumnya.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Padang Dan Sekitarnya Pada Hari Ini : Selasa, 28 Maret 2023
“Mau ke masjid ya? Faris udah makan nak? “ Tanya bapak sambil mengelus kepalaku.
“Udah dong pak,” Jawabku dengan nada santai.
“Sama kecap lagi ya? “ Keningnya mengkerut.
“Gakpapa pak, enak kok, Faris suka, ya sudah ya pak, Faris mau berangkat nggeh”
“Ya sudah nanti pulangnya biar ibu masakkan telur buatmu ya.” Ujar bapak.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Padang Dan Sekitarnya Pada Hari Ini : Selasa, 28 Maret 2023