TiNewss.Com - "Uuuh! Haah! Tolooong! Tolooong!" Guncangan kasar di lengan memaksa ke dua kelopak mataku terbuka hingga aku terbebas dari mimpi buruk yang begitu sering mengganggu tidur nyenyakku belakangan ini. Peluh membanjiri sekujur tubuh, hingga baju tidur yang kugunakan terasa sedikit lembab.
"Kenapa, Sal? Mimpi buruk lagi?" Aku hanya mengangguk lemah, nafasku masih ngos-ngosan seperti habis berlari keliling lapangan bola sebanyak 100 putaran.
"Nih, minum dulu!" Rahma sahabat yang sudah kuanggap saudara menyodorkan segelas air minum dingin. Segera kuraih gelas dari tangannya, lantas kuminum hingga habis.
"Makasih, Ma!" Kusodorkan gelas kosong itu padanya.
Baca Juga: Cita-Cita Si Mayat Hidup
"Kalau kuperhatikan hampir satu minggu ini, kamu sering bermimpi buruk. Kenapa, Sal?" tanya Rahma setelah mengembalikan gelas kosong ke atas meja belajarnya.
"Enggak tahu, nih! Perasaan sebelum tidur, aku selalu baca doa deh," balasku seraya memperbaiki selimutku.
"Tambah baca Al Fateha sama trikul ti ...."
"Trikul?" tanyaku memotong ucapannya.
Baca Juga: Asyiiikkk, Cuti Lebaran 1444H lebih Panjang, Ayo Jadwal Mudik dari Sekarang!
"Iyaaaa, Al Falaq, An Nas, dan Al Ikhlas. Aku biasa menyebutnya dengan ‘trikul’ karena tiga-tiganya diawali dengan ucapan 'Kul', sudah itu tiupkan di dua telapak tangan terus usapkan ke seluruh tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, udah gitu ditutup baca ayat kursi, Sal," terang Rahma.
"Udah juga, Ma. Bahkan aku juga baca Al Ikhlas 3x yang maknanya sama seperti kita khatam Al Quran, bershalawat dan bertasbih agar dapat syafaat di hari akhir, juga maknanya sama seperti berhaji atau umroh, seperti yang selalu diajarkan Bunda Khadijah," balasku bingung.
"Hmmm ... berarti ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu. Jadi meskipun kamu sudah terlelap, di bawah sadarmu gangguan itu malah semakin nyata hadir dalam pikiran. Dan karena kamu dalam posisi tidur, maka pikiran yang mengganggu itu seolah menjelma menjadi mimpi," terang Rahma panjang lebar.
"Heleeeh, sok tau, ah!" candaku. Namun, tak urung hatiku menyetujui apa yang diucapkan oleh Rahma barusan.
"Yeee ... Gak percaya ya udah! Aku enggak maksa. Coba kamu inget-inget lagi, apakah mimpi-mimpi burukmu selama ini selalu sama? Dan apakah sama juga dengan sesuatu yang saat ini sedang jadi beban pikiranmu?" Aku bergeming karena apa yang diucapkan oleh Rahma memang benar adanya.