TiNewss.Com--Makin hari Jalan Cadas Pangeran makin menunjukkan kepadatan lalu lintas. Apalagi menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H, kepadatan lalu lintas makin meningkat.
Dalam beberapa hari terlihat bukan hanya truk-truk pengangkut makanan, tetapi truk-truk besar pengangkut batu, tanah, batu bara dan berbagai barang lainnya memadati jalur Sumedang-Jatinangor lewat Cadas Pangeran.
Benar menurut berita TiNewss.Com bahwa Cadas Pangeran makin padat dan ramai, sementara jalan Tol Cisumdawu ada mobil tapi tidak padat. Karena itu tadi, mobil besar dan kecil lebih banyak melalui jalur Cadas Pangeran.
Baca Juga: Ini Lokasi Ngabuburit di Tanjungsari dan di Kota Sumedang yang dipadati Warga pasca Pandemi Covid-19
Menurut bebrapa warga yang terekam media, maupun media sosial, keengganan para pengguna jalan melalui jalan tol Cisumdawu dikarenakan harga tolnya mahal. Sehingga itu membuat biaya tinggi untuk yang berurusan dengan bisnis atau pengguna jalan rutin seperti pekerja.
Selain masalah biaya tol yang mahal, bagi truk-truk besar konon tingkat kemiringannya cukup tajam dan jauh. Ini membuat khawatir pengguna jalan ke Tol Cisumdawu.
Akibatnya, mobil-mobil berbobot besar banyak yang lalu lalang lagi ke jalan Cadas Pangeran untuk menuju Jatinangor atau sebaliknya. Sehingga minggu yang lalu juga ada 4 motor yang tertimpa truk Fuso yang terguling karena berat membawa beban.
Baca Juga: Tunggul Hideung Kotor Dan Licin, Kalau Ada Kecelakaan Siapa Tanggungjawab?
Dari kondisi demikian, saya lebih tertarik membahas jalan tol saja dulu. Bila jalan tol cenderung sepi, maka tidak menutup kemungkinan akan berlanjut sepi. Apalagi bila Cadas Pangeran makin diperbaiki dan makin memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengendara.
Sepi dimaksud tentu harus berbanding lurus dengan modal membangun jalan tol Cisumdawu yang mahal atau sangat mahal terutama setelah adanya longsor di Sirnamulya. Oleh karena itu, alasan menerapkan tarif tol yang mahal adalah untuk mempercepat balik modal.
Hanya saja, bila kondisi jalan tol makin sepi dan tidak diminati para pengguna, bisa jadi pengelola tol bukannya lebih cepat balik modal, malah makin lama balik modal, dan merugi.
Baca Juga: Jatinagor-Tanjungsari-Sumedang Padat Kendaraan, Keindahan Tol Cisumdawu tidak jadi Daya tarik?
Ujung-ujungnya biaya pemeliharaan makin tinggi, pengguna makin sepi. Bahkan ditemui kenyataan saat ini banyak terjadi truk-truk besar masuk dari Pamulihan untuk menuju Bandung atau keluar dari Pamulihan untuk menuju Sumedang dan Cirebon.
Ini tentunya harus jadi kajian bagi pemilik tol, kenapa demikian. Mengapa truk-truk besar lebih memilih masuk tol Pamulihan ketika menuju Bandung atau lebih memilih keluar tol Pamulihan bila mau menuju Sumedang Kota atau Cirebon.
Artikel Terkait
Efek Jalan Tol Cisumdawu, Jalan Cadas Pangeran Jadi Sepi: Kekhawatiran Yang Terjadi, Atau Kesempatan ...
Pantas Saja Jalan Cadas Pangeran Sepi, 45 Ribu Kendaraan Exit dari Tol Cisumdawu, Destinasi Wisata Ramai
Satu Hari Tol Cisumdawu berbayar, Pengguna Rutin Lebih Memilih Jalan Cadas Pangeran karena Tarif Tol Mahal
Jalan Cadas Pangeran menjadi Normal lagi, Pasca Tol Cisumdawu Berbayar
Jatinagor-Tanjungsari-Sumedang Padat Kendaraan, Keindahan Tol Cisumdawu tidak jadi Daya tarik?