TiNewss.Com - Kecintaan kepada Allah adalah topik yang paling penting, dan merupakan tujuan akhir pembahasan kita sejauh ini. Kita telah berbicara tentang bahaya-bahaya ruhaniah karena mereka menghalangi kecintaan kepada Allah di hati manusia.
Telah pula kita bicarakan tentang berbagai sifat baik yang diperlukan untuk itu. Penyempurnaan kemanusiaan terletak di sini, yaitu bahwa kecintaan kepada Allah mesti menaklukkan hati manusia dan menguasainya sepenuhnya.
Kalaupun kecintaan kepada Allah tidak menguasainya sepenuhnya, maka hal itu mesti merupakan perasaan yang paling besar di dalam hatinya, mengatasi kecintaan kepada yang lain-lain.
Meskipun demikian, mudah dipahami bahwa kecintaan kepada Allah adalah sesuatu yang sulit dicapai, sehingga suatu aliran dalam teologi telah sama sekali menyangkal, bahwa manusia bisa mencintai suatu wujud yang bukan merupakan spesiesnya sendiri.
Mereka mendefinisikan kecintaan kepada Allah sebagai sekadar ketaatan belaka. Orang-orang yang berpendapat demikian sesungguhnya tidak tahu apakah agama itu sebenarnya.
Baca Juga: Kunci Kebahagiaan: Mengenal Dunia (Bagian 7)
Seluruh muslim sepakat bahwa cinta kepada Allah adalah suatu kewajiban. Allah berfirman berkenaan dengan orang-orang mukmin: "Ia mencintai mereka dan mereka mencintaiNya." Dan Nabi SAW bersabda, "Sebelum seseorang mencintai Allah dan NabiNya lebih daripada mencintai yang lain, ia tidak memiliki keimanan yang benar."
Doa berikut ini diajarkan oleh Nabi SAW kepada para sahabatnya: "Ya Allah, berilah aku kecintaan kepadaMu dan kecintaan kepada orang-orang yang mencintaiMu, dan apa saja yang membawaku mendekat kepada cintaMu. Jadikanlah cintaMu lebih berharga bagiku daripada air dingin bagi orang-orang yang kehausan."
Sekarang kita akan membahas sifat esensial cinta. cinta bisa didefinisikan sebagai suatu kecenderungan kepada sesuatu yang menyenangkan. Hal ini tampak nyata berkenaan dengan lima indera kita.
Masing-masing indera mencintai segala sesuatu yang memberinya kesenangan. Mata mencintai bentuk-bentuk yang indah, telinga mencintai musik, dan seterusnya. Ini adalah sejenis cinta yang juga dimiliki oleh hewan-hewan.
Tetapi ada indera keenam, yakni persepsi, yang tertanamkan dalam hati dan tidak dimiliki oleh hewan-hewan.
Dengannya kita menjadi sadar akan keindahan dan keunggulan ruhani. Seseorang yang hanya akrab dengan kesenangan-kesenangan inderawi, tidak akan bisa memahami apa yang dimaksud oleh Nabi SAW ketika bersabda bahwa ia mencintai shalat lebih daripada wewangian dan wanita, meskipun keduanya itu juga menyenangkan baginya.
Baca Juga: Kunci Kebahagiaan: Jalan Terjal Menuju Puncak Kebahagiaan (Bagian 6)
Tetapi orang yang mata-hatinya terbuka untuk melihat keindahan dan kesempurnaan Allah, akan meremehkan semua penglihatan-penglihatan luar, betapa pun indah tampaknya semua itu.
Artikel Terkait
Sambut Ramadhan 1444 H, Ibu-Ibu Majelis Taklim di Malang Gelar Kajian Khusus, Ini Tujuannya
Kunci Kebahagiaan: Mengenal Allah (Bagian 5)
Rahasia Keberkahan Istighfar Seri Ke-9 : Mendapatkan Kekuatan Dan Kasih Sayang Karena Istighfar
Kunci Kebahagiaan: Jalan Terjal Menuju Puncak Kebahagiaan (Bagian 6)
Kunci Kebahagiaan: Mengenal Dunia (Bagian 7)