Banyak yang memiliki kecintaan kepada Allah, tapi seseorang bisa dengan mudah menguji dirinya dengan melihat ke mana cenderungnya timbangan cintanya ketika perintah-perintah Allah datang berbenturan dengan keinginannya.
Pemilikan akan cinta kepada Allah yang tidak cukup menahan seseorang dari pembangkangan kepada Allah, adalah suatu kebohongan.
(Dirangkum dari karya Al-Ghazali, "Alchemy of Happines". Versi Bahasa Indonesia "Kimia Kebahagiaan", 1993).
Catatan Kaki:
1) Allah SWT berfirman dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA:
"Aku (Allah) telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh suatu balasan (surga) yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di dalam hati.” (HR. Bukhari).
Pernyataan ini tidak menunjukkan bahwa Al-Ghazali menolak adanya kebahagiaan dan penderitaan fisik jasmani. Kebahagiaan dan penderitaan badan jasmani di akhirat, sudah tercakup pada pernyataannya dalam kalimat sebelumnya, karena banyak sekali Ayat maupun Hadits yang menjelaskan hal ini.
Tentang gambaran kebahagiaan surga jasmani antara lain disebutkan dalam Ayat ini:
“Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Di dalamnya mereka diberi perhiasan berupa gelang emas dan mutiara. Pakaian mereka di dalamnya adalah sutra.” (QS. Al-Hajj: 23).
Adapun tentang gambaran penderitaan badani disebutkan antara lain dalam Hadits berikut:
"Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan siksanya adalah orang yang memiliki dua sandal dan dua tali sandal dari api neraka, otaknya akan mendidih karena panasnya sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa tidak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka." (HR. Muslim).
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa siksa yang paling ringan tersebut dirasakan oleh Abu Thalib, paman Rasulullah SAW: "Penduduk neraka paling ringan siksanya adalah Abu Thalib, dia memakai dua sandal (dari neraka), seketika mendidih otaknya." (HR. Muslim).
Pernyataan Al-Ghazali tentang nikmat dan adzab ruhaniyah ini untuk menegaskan bahwa, seperti halnya di dunia, badan ragawi adalah kendaraan bagi jiwa ruhani. Apa yang dirasakan jiwa ruhani akan dirasakan oleh badan ragawi, baik di dunia maupun di akhirat.
2) Rasulullah SAW bersabda, “Kematian adalah hadiah yang sangat berharga bagi orang yang beriman.” (HR. Muslim).
Artikel Terkait
Sambut Ramadhan 1444 H, Ibu-Ibu Majelis Taklim di Malang Gelar Kajian Khusus, Ini Tujuannya
Kunci Kebahagiaan: Mengenal Allah (Bagian 5)
Rahasia Keberkahan Istighfar Seri Ke-9 : Mendapatkan Kekuatan Dan Kasih Sayang Karena Istighfar
Kunci Kebahagiaan: Jalan Terjal Menuju Puncak Kebahagiaan (Bagian 6)
Kunci Kebahagiaan: Mengenal Dunia (Bagian 7)