TiNewss.Com - Puncak kebahagiaan hanyalah milik orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang selamat. Namun jalan menuju puncak selalu berliku dan terjal. Semakin mendekati puncak semakin terjal, sehingga semakin sedikit orang yang berhasil melewatinya.
Dalam ungkapan Al-Qur'an, mereka yang berhasil melewati jalan terjal itu adalah orang-orang yang bisa mengenali rambu-rambu perjalanan dan berhasil melewatinya tanpa melanggar batasan rambu-rambu, sehingga berhasil mencapai tujuan akhir perjalanannya dengan selamat.
Meskipun pernyataan Al-Qur'an tentang orang-orang yang melampaui batas ini telah jelas, namun masih ada juga orang-orang yang melanggar batas-batas tersebut, sehingga mereka terjebak ke dalam kesalahan karena kejahilannya.
Baca Juga: 18 Contoh Ucapan Belasungkawa Antar Umat Beragama, Bisa jadi Rujukan Anda Ketika ....
Kejahilan ini bisa disebabkan karena faktor-faktor berikut:
Pertama, orang yang gagal menemukan Allah lewat pengamatan, lalu menyimpulkan bahwa Allah itu tidak ada dan bahwa dunia yang penuh keajaiban-keajaiban ini menciptakan dirinya sendiri atau ada dari keabadian.
Mereka bagaikan seseorang yang melihat suatu huruf yang tertulis dengan indah, kemudian menduga bahwa tulisan itu tertulis dengan sendirinya tanpa ada penulisnya.
Orang-orang dengan cara berpikir semacam ini sudah terlalu jauh tersesat, sehingga berdebat dengan mereka akan sedikit sekali manfaatnya.
Baca Juga: Inilah 71 Ruas Jalan di Jawa Barat Yang Akan Segera Diperbaiki, Mana Saja?
Kedua, sejumlah orang yang, akibat kejahilan tentang sifat jiwa yang sebenarnya, menolak doktrin kehidupan akhirat, tempat manusia akan diminta pertanggungjawaban dan diberi balasan baik atau dihukum.
Mereka menganggap diri mereka sendiri sebagai tidak lebih baik daripada hewan-hewan atau sayur-sayuran, dan sama-sama bisa musnah.
Ketiga, di lain pihak, ada orang yang percaya pada Allah dan kehidupan akhirat, tapi hanya dengan iman yang lemah.
Mereka berkata kepada diri mereka sendiri: "Allah itu Maha Besar dan tidak tergantung pada kita; kita beribadah atau tidak merupakan masalah yang sama sekali tidak penting bagi Dia."
Artikel Terkait
Kunci Kebahagiaan: Pengetahuan tentang Diri (Bagian 1).
Kunci Kebahagiaan: Pengetahuan tentang Diri (Bagian 2).
Kunci Kebahagiaan: Pengenalan tentang Diri Bagian 3
Kunci Kebahagiaan: Pengenalan tentang Diri, Kunci bagi Pengenalan tentang Allah (Bagian 4)
Kunci Kebahagiaan: Mengenal Allah (Bagian 5)