Pemuda Berjiwa Premanisme Marak, Sistem Pendidikan Dipertanyakan?

TiNewss.Com - Akhir-akhir ini premanisme makin menjamur. Pelakunya pun bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa tetapi mereka yang berpendidikan ataupun anak orang berada.

Miris, pelakunya banyak dari kalangan pemuda, hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan. Mengapa perilaku amoral tersebut masih terus bermunculan seakan tak bisa diberantas?

Tindakan Premanisme

Kasus kekerasan yang dilakukan anak pejabat pajak kali ini sungguh memprihatinkan, yang menyebabkan korban sampai koma.

Baca Juga: Surat Pengunduran Diri Rafael, diterima Dirjen Pajak Namun di Tolak Kementerian Keuangan, Kenapa?

Tindakan pelaku yang berusia 20 tahun itu, seperti tak pernah mengenyam pendidikan saja. Hanya persoalan asmara, ia tak mampu menahan emosinya.

Akhirnya, ia dikeluarkan dari kampus tempat kuliahnya bahkan sekolah menengah tempat menuntut ilmu dahulu, menyatakan kecewa. 

Tak pelak, kasus perilaku premanisme pun terjadi di institusi kepolisian. Pemuda lulusan terbaik Akademi Kepolisian 2010 AKP IW, bertindak seperti premanisme, ia "patuh" pada atasan sehingga ditetapkan sebagai obstruction of justice dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J.

Baca Juga: Rafael Diperiksa KPK, Kenapa KPK Bilang Terima Kasih, Ternyata Ini Alasannya

Ia berharap tidak dikeluarkan dari instutusi kepolisian meskipun sudah terbukti bersalah. 

Dua kasus tersebut hanyalah secuil dari sekian banyaknya tindakan premanisme yang membuat resah masyarakat. Makin menjamurnya tindakan tersebut pada akhirnya, menjadikan masyarakat diam meskipun nyatanya mereka sangat geram.

Sistem Pendidikan Berhasilkah?

Pendidikan tak dimungkiri memengaruhi kualitas peserta didiknya. Namun miris sekali, pendidikan di negeri ini faktanya turut melahirkan pemuda yang berjiwa preman. Padahal, tujuan pendidikan seharusnya melahirkan generasi berkualitas tak hanya dari sisi intelektual tetapi juga memiliki akhlak baik.

Baca Juga: Ngeri, Ekskeptasi dari LHKPN Ternyata Dibongkar Pahala Nainggola dari KPK