Selebgram Gita Safitri Deklarasikan Childfree Demi Awet Muda, Tolong Ingatkan Dia Akan Sabda Nabi Muhammad SAW

Wajar, dalam sistem yang serba hedonis dan kapitalistik seperti saat ini. Materi selalu menjadi standart utama bagi pemuja dunia.

Tak segan, norma agama pun kerap dikesampingkan. Karena bagi penganut paham sekulerisme, agama adalah dimensi yang terpisah dari kehidupan. Dan mereka pun berhak membuat aturan sendiri.

Baca Juga: Kulkas 2 Pintu Termurah 2023, Harga Murah tapi Tidak Murahan

Urgensi Pernikahan

Pernikahan adalah ikatan sakral antara dua insan laki-laki dan wanita. Merupakan manifestasi dari naluri mencintai (gharizah na'u).

Dalam dimensi agama manapun menggariskan bahwa tujuan pernikahan adalah untuk melestarikan keturunan bukan sekedar hubungan biologis. Terbukti dalam kitab agama termaktub tujuan mulia tersebut.

Sebagai contoh dalam agama Islam termaktub dalam QS Ar Ruum ayat 21. Dalam agama Nasrani tertuang pada Alkitab Kejadian 1:28. Begitupun dalam kitab Wreda, Tripitaka dan agama lainnya.

Baca Juga: Indonesia Termasuk 3 Negara Dengan Fatherless Tertinggi di Dunia, Apakah Termasuk Anda? Kenali Ciri-cirinya...

Karena sebagai insan yang beriman kita menyakini bahwa kelak para Rasul akan membanggakan banyak umatnya di akherat kelak.

Anak sendiri selain titipan Tuhan juga investasi di dunia dan akherat. Anaklah yang kita harapkan sebagai penopang hidup kita di masa tua dan yang akan meneruskan usaha dan cita-cita kita, sebagai manifestasi bakti mereka.

Sementara dalam dimensi akherat anak sholeh akan mendo'akan kita setelah meninggal & bisa menjadi penambah pahala kita dan penyelamat dari adzab neraka dsb.

Baca Juga: Model Cantik Asal Hong Kong, Abby CHoi, Dibunuh Secara Sadis oleh Mantan Suaminya, Dagingnya Di Bikin Sup ...

Rasululah saw bersabda:

"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya." (HR Muslim).

Maka, childfree sangat disayangkan karena kurang memahami esensi dan urgensi dari pernikahan. Selain itu, patut disadari bahwa ketika agama (Islam) memberikan batasan hukum dengan syariatnya, pastinya mengandung maslahat. Jika dilaksanakan akan menuai manfaat. Jika ditinggalkan akan menuai kemudharatan/keburukan. Wa'allahu'alam.