• Kamis, 28 September 2023

Perjalanan Ruh Setelah Kematian

- Senin, 27 Februari 2023 | 05:00 WIB
Ilustrasi proses berpisahnya ruh dari badan (YouTube/Ferry channel)
Ilustrasi proses berpisahnya ruh dari badan (YouTube/Ferry channel)

TiNewss.Com - Kematian adalah terlepasnya ruh dari badan jasmani yang menandai dimulainya perjalanan baru menuju ke tahapan alam kehidupan berikutnya yang panjang.

Karena itu, istilah yang lebih tepat adalah perjalanan ruh setelah terlepas dari badan jasmani, karena ruh tidak pernah mengalami kematian. Ketika ruh terlepas dari badan jasmani, maka badan jasmani mengalami kematian.

Adapun ruh tidak, dia akan terus melanjutkan perjalanannya, sampai kelak ketika sudah masuk di Alam Kubur akan dipertemukan kembali dengan badan jasmaninya yang akan berlanjut sampai Hari Akhir.

Baca Juga: Tol Cisumdawu Tidak Gratis lagi, Tarif Tol Naik: Berkah Buat Pedagang Hui Cilembu di Cadas Pangeran, Kok Bisa?

Sebelum masuk ke Alam Kubur, perjalanan ruh manusia terbagi dua golongan, yaitu perjalanan ruh orang mukmin dan perjalanan ruh orang kafir.

Secara medis, kematian didefinisikan berdasarkan kapan jantung tidak lagi berdetak, yang kemudian segera memotong suplai darah ke otak.

Begitu jantung tidak lagi memompa darah, suplai darah tidak lagi beredar ke otak, yang berarti fungsi otak berhenti hampir seketika. Manusia akan kehilangan semua bentuk refleks mulai dari batang otak hingga pupil.

Baca Juga: Buat Gaya Hidup Mewah Nih Boss, Beli Jeep Wrangler Rubicon? Baru atau Bekas, Cek Harga Dulu Ya...

Korteks serebral otak yang bertanggung jawab untuk memproses informasi dari lima indera  juga langsung padam. Hal tersebut berarti dalam waktu 2 sampai 20 detik, tidak ada gelombang otak yang terdeteksi pada monitor listrik.

Ini memicu reaksi berantai dari proses seluler yang akan mengakibatkan kematian sel otak. Namun proses tersebut bisa memakan waktu berjam-jam setelah jantung berhenti bekerja.

Tindakan resusitasi kardiopulmoner (CPR) yakni dengan memaksa jantung kembali berdegup, sedikit membantu proses penyelamatan. Melalui tindakan tersebut, pasien masih dapat menghasilkan aliran darah ke otak, sekitar 15 persen dari kebutuhannya untuk berfungsi normal. Namun kematian sel otak tetap terjadi, hanya pada tingkat yang sedikit lebih lambat.

Baca Juga: Makin Melebar Buntut Mario Dendy , Kini Sri Mulyani Instruksikan Dirjen Pajak untuk ini...

Faktanya, belum pernah ada tindakan medis apa pun yang berhasil menyelematkan seseorang dari kematian.

Dalam sebuah penelitian terbaru, ilmuwan menemukan bahwa kesadaran seseorang terus berlanjut setelah tubuh berhenti menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Artinya mereka memiliki kesadaran akan kematiannya sendiri.

Halaman:

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aksi Perobekan Al Quran di Belanda Dikecam Satu Dunia

Senin, 25 September 2023 | 15:40 WIB

Shalat Fajar: Pengertian, Niat, dan Dzikir

Jumat, 22 September 2023 | 07:50 WIB

Tata Cara Mandi Wajib Bagi Laki-Laki dalam Islam

Jumat, 22 September 2023 | 07:40 WIB

Doa Setelah Melaksanakan Shalat Tahajud

Jumat, 22 September 2023 | 07:00 WIB

Ketika Pasangan "Gila" Berbelanja, Apa yang Dilakukan?

Senin, 18 September 2023 | 10:12 WIB

Niat, Tata Cara, dan Keistimewaan Salat Qabliyah Subuh

Kamis, 14 September 2023 | 19:58 WIB

Niat dan Tata Cara Ibadah Umrah yang Penuh Makna

Kamis, 14 September 2023 | 19:00 WIB
X