TiNewss.Com - Allah SWT menciptàkan kematian dan kehidupan sebagai ujian siapa yang terbaik amalannya.
Karena itu, mengingat kematian sama pentingnya dengan mengingat kehidupan.
Ibarat kendaraan, mengingat kehidupan adalah gas, sedangkan mengingat kematian adalah rem. Jika kita ingin maju dengan selamat, maka gas dan rem harus berfungsi dengan baik.
Tanpa gas, kendaraan tidak bisa maju, dan tanpa rem kendaraan tidak bisa berhenti di tempat yang dibutuhkan.
Baca Juga: Perluas Kepesertaan, BPJS Kesehatan Hadirkan Duta Mobile JKN
Gas berfungsi untuk memacu kendaraan, sedangkan rem berfungsi untuk menghentikan kendaraan. Gas dan rem berfungsi untuk mengatur laju kecepatan kendaraan kehidupan.
Jika gas dan rem berfungsi dengan baik, kita bisa dengan bebas untuk mengatur kecepatan. Kita tahu kapan harus memacu kendaraan, kapan harus mengurangi kecepatan, dan kapan harus berhenti.
Kehidupan di Alam Dunia ibarat penjara bagi seorang Mukmin. Jika seorang Mukmin meninggal dunia, berarti dia terbebas dari penjara tersebut.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
“Dunia itu penjara seorang mukmin dan sorga orang kafir”. (HR. Muslim, 2956).
Imam Nawawi menjelaskan Hadits ini sebagai berikut:
Maknanya bahwa semua orang Mukmin di dunia ini dipenjara atau dilarang dari syahwat-syahwat (perkara-perkara yang disukai) yang diharamkan dan dimakruhkan, dibebani dengan melaksanakan ketaatan-ketaatan yang berat.
Jika dia telah meninggal dunia, dia istirahat dari ini semua, dan dia kembali menuju perkara yang telah dijanjikan oleh Allah SWT untuknya, berupa kenikmatan abadi dan istirahat yang bebas dari kekurangan.
Artikel Terkait
Menyingkap Rahasia Alam Kubur
Terungkap, Mu'jizat Al-Qur'an tentang Rahasia Kematian
Rahasia Keberkahan Istighfar Seri Ke-6 : Menjadi Ahli Surga Dengan Merutinkan Istighfar
Merencanakan Kematian Husnul Khatimah
Perang Propaganda Dalam Konflik Ukraina, Siapa yang Bertanggungjawab Jika Terjadi Perang Nuklir?