• Kamis, 28 September 2023

Ketika Pasangan "Gila" Berbelanja, Apa yang Dilakukan?

- Senin, 18 September 2023 | 10:12 WIB
Ilustrasi Tanggal Cantik Belanja Online
Ilustrasi Tanggal Cantik Belanja Online

TiNewss.Com - Aktivitas berbelanja merupakan hal biasa yang dilakukan dalam rumah tangga. Terlebih bagi seorang ibu, selain mengurus rumah, ia pun menyiapkan berbagai kebutuhan keluarga termasuk memasak makanan untuk anggota keluarga.

Tuntutan kebutuhan itulah, mau tidak mau seorang ibu harus berbelanja dan menjadi aktivitas rutinitasnya. Belanja kebutuhan rumah tangga, nyatanya membutuhkan waktu cukup lama, dengan seabrek tugas di rumah tentu hal yang diperlukan bagi seorang ibu adalah belanja dengan mudah dan efisien.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kini berbelanja bisa dilakukan secara online. Belanja online ini, semakin diminati oleh masyarakat tak terkecuali bagi ibu rumah tangga. Selain tak perlu repot-repot keluar rumah, pilihan yang beragam, juga harga yang ditawarkan lebih murah dari harga pasar. Tak dimungkiri, fenomena belanja online kini semakin populer dan tanpa disadari telah menjadi gaya hidup bagi masyarakat modern saat ini.

Namun, sering kali dalam berbelanja online kita terjebak pada pembelian barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya, hanya karena tergoda iklan atau dorongan emosi. Alhasil, barang-barang tersebut akhirnya tidak digunakan. Jika kebiasaan ini terus-menerus dilakukan tanpa kontrol diri, maka akan memunculkan suatu gangguan yang disebut compulsive shopping disorder.

Compulsive Shopping Disorder, Penyakit Mental?

Aktivitas berbelanja tak dimungkiri sangat lekat dengan kaum hawa. Ya, berbelanja termasuk aktivitas yang menyenangkan bagi wanita, terlebih saat menunggu event hari belanja online nasional, uang belanja dari suami atau gajian tentu masih tersimpan dan disisihkan untuk belanja online di harbolnas. Siapa yang tidak tergiur di event yang banyak potongan harga dan promosi prodak? Namun, perlu waspada jika sampai kalap belanja, bisa-bisa wanita mengalami gangguan compulsive shopping disorder.

Compulsive shopping disorder merupakan masalah kejiwaan yang akhir-akhir ini banyak terjadi. Ketika berbelanja, ia merasa bahagia hingga tidak mampu mengendalikan diri dan berakibat pada persoalan finansial bahkan berujung pada konflik pernikahan. Seorang pengidap kelainan ini, akan merasa bahagia ketika berbelanja tanpa memedulikan apakah barang tersebut dibutuhkan atau tidak.

Namun, jika pada saat membayar atau ketika sudah membelinya bisa merasa menyesal dan sakit karena telah menghamburkan uang untuk barang yang belum tentu diperlukan. Tujuan membeli barang hanya untuk menyalurkan hasrat membeli saja. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui karakteristik dari gangguan mental tersebut:

Pertama, sibuk berbelanja barang yang tidak dibutuhkan
Kedua, menghabiskan waktu hanya untuk survey barang-barang yang didambakan.
Ketiga, kesulitan menolak belanja barang yang tidak dibutuhkan.
Keempat, kesulitan keuangan karena belanja yang tidak terkontrol
Kelima, merasa bahagia saat membeli barang. Namun sebaliknya, merasa bersalah jika tidak membeli barang yang diinginkan.
Keenam, ada perasaan tertekan atau stres ketika melihat promo diskon besar-besaran dan muncul keraguan setelah melakukan pembayaran.

Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif

Kehidupan sekuler telah merubah arah pandang hidup seorang muslim. Tak sedikit dari mereka mengejar kebahagiaan hanya bersifat materi. Tak ayal, gaya hidup berbelanja masyarakat modern saat ini, tergolong konsumtif yang sering kali berdampak pada perilaku impulsive buying. Tersebab, masyarakat saat ini telah banyak terpapar oleh iklan dan promosi prodak di televisi, internet, dan media sosial. Sebagai akibatnya, tak sedikit masyarakat tertarik untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Selain itu, gaya hidup konsumtif akan mendorong seseorang membuat keputusan pembelian dengan cepat tanpa melihat nilai barang tersebut. Dalam situasi seperti itu, membeli barang di luar rencana semakin meningkat karena ada dorongan mengejar citra diri positif atau tren.

Islam Mengatasi Complusive Shopping Disorder

Ganguan mental ini tidak boleh dibiarkan, karena tak jarang mereka mengalami depresi hingga kondisi mental semakin buruk. Kondisi ini, jangan sampai terjadi pada keluarga muslim. Tapi, jika hal ini menimpa pada pasangan kita maka tidak boleh dibiarkan. Tersebab, Islam adalah agama sempurna yang memiliki konsep yang jelas dalam membelanjakan harta.

Halaman:

Editor: Luthfie Hadie Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aksi Perobekan Al Quran di Belanda Dikecam Satu Dunia

Senin, 25 September 2023 | 15:40 WIB

Shalat Fajar: Pengertian, Niat, dan Dzikir

Jumat, 22 September 2023 | 07:50 WIB

Tata Cara Mandi Wajib Bagi Laki-Laki dalam Islam

Jumat, 22 September 2023 | 07:40 WIB

Doa Setelah Melaksanakan Shalat Tahajud

Jumat, 22 September 2023 | 07:00 WIB

Ketika Pasangan "Gila" Berbelanja, Apa yang Dilakukan?

Senin, 18 September 2023 | 10:12 WIB

Niat, Tata Cara, dan Keistimewaan Salat Qabliyah Subuh

Kamis, 14 September 2023 | 19:58 WIB

Niat dan Tata Cara Ibadah Umrah yang Penuh Makna

Kamis, 14 September 2023 | 19:00 WIB
X