Nge-Branding itu Tidak Mudah, Kawan!

Branding, menurut  Kotler (2009) merupakan nama. istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi  dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Dengan kata lain, nge-branding merupakan upaya atau usaha sebuah perusahaan untuk membangun mereknya agar dikenal, terbangun citra postitifnya, dan mampu menjadi yang utama dan pertama dari merk atau produk sejenis.

Kita tahu bahwa produk mie instan itu banyak. Tapi yang mampu membangun brandnya bagus adalah hanya satu. Itu dilakukan dengan terus menjaga kualitas, menjaga produktivitas, menjaga promosi, menjaga distribusi, dan menjaga kualitas layanan dan purna layanan.

Baca Juga: Sholat Jum'at di Mushola Cisoka Sumedang Selatan, Suara Khotib Tiba-Tiba Hilang... Kasihan!

Itu semua tidak mudah! Perlu kerja keras. Perlu kontinuitas. Perlu kesinambungan. Perlu keajegan. Perlu produktivitas. Perlu kualitas produk. Perlu kuantitas produk. Dan perlu kesabaran dan keikhlasan untuk membangun dan mempertahankan branding itu.

Facebook Inc. yang telah memiliki branding yang besar dan merajai di dunia, mengubah brand barunya dengan nama Meta Platforms Inc. Perubahan ini untuk membangun citra positif baru agar bisnis media sosial Mark Zuckerberg tetap teratas. Hal tersebut diumumkan CEO Mark Zuckerberg dalam konferensi tahunan Connect yang digelar pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Pertanyaannya, apakah branding itu hanya untuk sebuah produk bisnis?

Jawabannya, tentu tidak.

Baca Juga: Kekuatan Imajinasi

Dalam politik misalnya, orang-orang yang ingin mencalonkan dirinya menjadi calon presiden 2024, sejak hari ini bahkan ke belakang telah membangun citra positifnya. Mereka membangun brand dirinya agar makin dikenal. Tingkat elektabilitas dan popularitasnya agar makin tinggi, maka  berbagai upaya nge-branding dilakukan.