• Sabtu, 30 September 2023

Normal atau Serasa Normal

- Minggu, 3 Oktober 2021 | 20:47 WIB
Warga yang datang mal serasa dalam keadaan normal (asdar)
Warga yang datang mal serasa dalam keadaan normal (asdar)

 

Perkembangan COVID-19 di tanah air menunjukkan perkembangan yang landai.

Perkembangan COVID-19 yang makin menurun ini ditunjukkan oleh makin kosongnya tempat-tempat penampungan pasien COVID-19, di tiap kabupaten/kota di Indonesia. Hal ini terutama di pulau Jawa dan Bali.

Landainya perkembangan COVID-19 membuat pusat-pusat perbelanjaan mulai dibuka. Antusiasme warga memburu pusat perbelanjaan terlihat di salah satu mal besar di Jalan Gatot Subroto Bandung, kemarin (2/10/21).

Antusiasme warga ini seolah kehidupan kembali normal. Bahkan anak saya menyebutnya, "Corona sudah hilang."

Kehidupan di mal itu seperti kehidupan normal sebelum adanya COVID-19. Atau ini kehidupan serasa normal?

Sulit dijawab apakah kehidupan normal atau serasa normal. Yang jelas, setelah kehidupan mencekam hampir dua tahun dilanda COVID-19, serasa mimpi bisa masuk di mal dengan pengunjung yang cukup banyak.

Dengan protokol kesehatan yang ketat, di pintu masuk kita diminta memperlihatkan sertifikat vaksin. Atau memasukkan QR Code yang terpampang di papan dengan aplikasi peduli lindungi.

Walau dengan kondisi protokol kesehatan yang ketat, setidaknya kehidupan serasa normal ini, bisa dinikmati lagi oleh warga.

Kehidupan serasa normal, juga bukan hanya dinikmati warga yang ke mal. Tetapi dinikmati pula warga lainnya.

Tadi pagi misalnya, seorang tukang sol asal Sukawening Garut yang bisa bercengkrama dengan pedagang tape (peuyeum) singkong asal Cilembu di pinggir jalan.

Yana, tukang sol, menganggap seolah tidak ada penyakit corona. Yana dengan leluasa berbincang dengan Nana yang berjualan tape (peuyeum) singkong.

Kehidupan serasa normal. Apalagi bercengkrama di luar ruangan yang sudah tidak menggunakan masker, mereka menganggapnya sudah normal.

Fenomena normal atau seolah normal ini, tetap harus diikuti oleh protokol kesehatan yang ketat. Bila saja lengah, kondisi seperti Singapura yang terjadi lonjakan COVID-19, bisa saja menimpa. Oleh karenanya, tetap patuhi protokol kesekatan yang ketat, agar kehidupan normal benar-benar normal, bukan serasa normal.***

Halaman:

Editor: Asep D Darmawan

Sumber: Penanganan COVID-19

Tags

Artikel Terkait

Terkini

PNS masih menjadi Dambaan Sebagian Besar, Kenapa?

Jumat, 29 September 2023 | 05:30 WIB
X