Ternyata, "nasehat" anak itu lebih mujarab, lebih jleb dibanding dikata-katain atau disuruh anak dewasa. "Nasehat" anak ini lebih merinding dan membuat malu diri. Masa anak bungsu yang mengajak ke masjid bukan malah sebaliknya, orang tua yang mengajak ke masjid. Tamparan keras untuk memperbaiki diri dan tidak mengutamakan dunia.
Ya itulah bungsu yang selalu rajin ke masjid, dan mengaji online tiap malam. Pandemi membuat metodologi belajar mengaji juga online.
Pemuda bungsuku di rumah, guru ngajinya beda kecamatan mengajarkan ngaji secara virtual. Dan hasilnya luar biasa. Perkembangan membaca Al Qur'an pemuda bungsuku makin bagus.
Tentu metode mengajar guru ini juga sangat mendukung. Pola belajar mengajarnya sangat baik dan membuat anak senang. Dan baru inilah guru ngaji online yang berhasil meluluhkan hati anak ini belajar mengaji online. Karena metode dan dedaktik metodiknya sangat pas dan baik.
"Pah keluarin jeep, dede mau jalan-jalan," katanya sambil meletakkan sajadah yang baru saja dipakai ke masjid.