Setiap hari ketika mau atau pulang kerja, saya selalu terjebak macet. Kalau lagi mulus, terjebak macetnya hanya beberapa menit. Tetapi kalau lagi sial, bisa lebih dari dua jam.
Bayangkan saja sejak Bunderan Binokasih Kota Sumedang, antrian mobil sudah mulai merayap. Ya pusat macetnya itu di perbaikan jalan sekitar Tunggul Hideung, Kecamatan Pamulihan, Kab. Sumedang.
Sumber kemacetan itu, Tunggul Hideung, namanya. Entah darimana asal nama ini. Karena sampai saat ini belum pernah melihat Tunggul (bekas pohon yang ditebang) berwarna hitam.
Ya begitulah orang tua dulu menamai suatu daerah. Filosofinya tinggi, hanya saja belum ada ahli sejarah yang menelusuri setiap asal usul nama yang ada di Sumedang. Karena namanya memiliki keunikan.
Kemacetan ini adalah akibat dari sebuah perencanaan tidak matang. Bisa jadi kurang koordinasi. Akibat kemacetan bisa menimbulkan kerugian bahan bakar terbakar percuma. Bisa ribuan liter. Belum lagi rugi waktu. Kalau saja ada koordinasi antar instansi, sebagian kendaraan kecil dibelokkan ke jalan alternatif. Tentu kemacetannya tidak akan separah sekarang.