Puncak penyebaran COVID-19 di Indonesia terjadi sekitaran bulan Juli 2021. Dan pada situasi ini terjadi kepanikan yang luar biasa di kalangan masyarakat. Bad Occupancy Ratio (BOR) rumah sakit terutama di Jawa Bali mengkhawatirkan, orang meninggal yang terpapar COVID-19 meningkat tajam, kekurangan oksigen menerpa di setiap daerah, dan bahkan banyak yang meninggal pada pasien yang lagi isoman. Apalagi ada sebagian pasien yang meninggal sedang menjalani isoman ini, karena kekurangan makanan.
Situasi kepanikan inilah yang mendorong saya mengajak teman-teman untuk membantu meringankan beban para pasien yang isoman. Saya kontak dua orang pengusaha properti agar sama-sama membantu para pasien isoman. Mereka antusias untuk membantu. Bahkan saat itu pula meminta nomor rekening.
Antusiasme inilah yang mendorong saya untuk menghubungi para pengusaha yang lainnya. Dan dalam hitungan beberapa jam, flyer, sistem rekrutmen relawan, sistem registrasi pasien dan rekening penerimaan donasi terbentuk.
Ya tepat pada tanggal 16 Juli 2021 Sumedang Pasti Bisa terbentuk. Kepengurusan terbentuk, sistem registrasi dan validasi data pasien terbentuk, lokasi dapur untuk memasak bantuan tersedia di dua lokasi Tanjungsari/Jatinangor dan SMK Pusdai Sumedang, rekening dan dananya mulai terkumpul dan yang mencengangkan adalah relawan yang siap membantu mengantarkan bantuan ke pasien yang tersebar di 21 kecamatan Kabupaten Sumedang. Banyaknya kecamatan ini sesuai dengan data pasien yang masuk ke sistem Sumedang Pasti Bisa.
Ini adalah sambutan luar biasa. Ini adalah kerja luar biasa. Ini adalah manajemen kinerja yang luar biasa.
Tiap hari laporan dari relawan di tiap-tiap daerah, dan dari tiap-tiap bagian. Semua dilakukan secara profesional, terukur dan terkoordinasi dengan baik.