Berkaca dari Kekalahan, Persib Bandung perlu Reposisi, Salah Satunya Reposisi Budaya

- Rabu, 24 Agustus 2022 | 13:03 WIB
Bobotoh menyaksikan Persib Bandung. Persib Bandung perlu reposisi, salah satunya reposisi budaya. (Ayobandung.com/Gelar Aldi S.)
Bobotoh menyaksikan Persib Bandung. Persib Bandung perlu reposisi, salah satunya reposisi budaya. (Ayobandung.com/Gelar Aldi S.)

Ingat Bandung pasti ingat juga, salah satunya  akan Persib Bandung. Persib Bandung adalah legenda Ibukota Provinsi Jawa Barat. Persib Bandung yang dulu selalu juara dan dielu-elukan bobotohnya, kini sedang dirundung kekalahan. Salah satu yang paling dekat adalah kalahnya dari Bali United di kandang sendiri yaitu di Gelora Bandung Lautan API (GBLA), Senin, 23 Agustus 2022.

Kekalahan Persib Bandung ini menjadi pemicu bobotoh kesal. Persib perlu reposisi, salah satunya reposisi budaya.

Pagi tadi ada tulisan bobotoh yang membuat saya terusik untuk menulis Pojok Asdar. Tulisan bobotoh  di media sosialnya adalah sebagai berikut:

"Hampuranya Sib, asa rumit jadi bobotoh teh, kuring rek resign heula jadi bobotoh, sing cageur deuinya, sing jagjag waringkas, sing meunangan deui kawas zaman Ajat Sudrajat jeung Kekey Zakaria. Hatur nuhun tos kersa dibobotohan ku abdi salami ieu, hapunten tina sagala rupi kakirangan," tulis bobotoh @ermi***.

Baca Juga: Persib Gelar Ujicoba Lawan FC Bekasi City Tanpa Penonton, Live Indosiar

Tulisan bobotoh ini bisa jadi mewakili banyak bobotoh, termasuk saya. Kerinduan akan Persib zamannya Ajat Sudrajat, Kekey, Sobirin, dkk. melintas di para bobotoh. Betapa tidak, kehebatan Persib Bandung sangat luar biasa. Arak-arakan  manakala menang jadi juara, adalah puncak kebahagiaan bobotoh

Dari sini kita akan belajar dari Persib zamannya perserikatan dan zamannya Ajat Sudrajat. Saya akan coba kaji sedikit demi sedikit, mudah-mudahan ada manfaatnya untuk kemajuan Persib, kejayaan Persib dan tetap menjadikan Persib menjadi kebanggaan Masyarakat Jawa Barat.

Jangan ditanya kecintaan bobotoh akan Persib, banyak bobotoh yang sekarng resign jadi bobotoh  karena kecewa Persib tak kunjung memberikan Juara. Karena kemenangan dan juaralah yang menjadi impian para bobotoh, termasuk masyarakat Jawa Barat.

Baca Juga: Puan Maharani Sambangi Itaewon, Netizen Singgung Tragedi Kanjuruhan Malang

Ini harus menjadi catatan penting, bahwa bobotoh sangat sayang dan cinta akan Persib. Maka dengarkanlah keluh kesah bobotoh karena itu bukti cinta, peduli dan sayang akan Persib.

Saya mencoba menganalisis dan memberikan sedikit solusi, semoga menjadi bagian dari ikhtiar manajemen untuk kemajuan Persib. 

1) Kembali perkuat budaya. 

Budaya ternyata menjadi salah satu perekat dan penumbuh spirit Persib zaman Ajat Sudrajat. Zaman Ajat dkk, budaya ini tercermin dan meresap  menjadi satu kesatuan dalam diri para pemain, pelatih dan manajemen.

Budaya Sunda mengajarkan tentang someah, tenggang rasa, saling memiliki, saling menghargai, tanggung jawab, cinta tanah air dan daerah. Ini menjadi pematri dan pemerkuat kesolidan para pemain dalam tubuh Persib.

Halaman:

Editor: Asep D Darmawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jenis Kelamin dan Kesuksesan

Selasa, 21 Juni 2022 | 06:55 WIB

Pasar Dgital, UMKM dan Kampung

Kamis, 3 Maret 2022 | 14:35 WIB

Belajar dari Perang Ukraina, Alutsista itu Penting

Minggu, 27 Februari 2022 | 05:45 WIB

Antara Petani, Padi dan Minyak Goreng

Sabtu, 5 Februari 2022 | 20:42 WIB

Halu dan Tikukur

Rabu, 1 Desember 2021 | 07:27 WIB
X