Tahun Pelajaran Baru Dengan Beragam Pilihan Dalam Kurikulum Merdeka

- Selasa, 5 Juli 2022 | 19:00 WIB
Sumber belajar di luar kelas dalam Kurikulum Merdeka (TiNewss/Nunung)
Sumber belajar di luar kelas dalam Kurikulum Merdeka (TiNewss/Nunung)

Berbagai persoalan yang muncul diantaranya ketersediaan sarana prasarana seperti jaringan internet serta sumber daya manusia yang berhubungan dengan kompetensi dalam pemanfaatan berbagai platform yang disediakan baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam pengadministrasian sekolah.

Sementara itu bagi sekolah-sekolah yang secara mandiri dalam Implementasi Kurikulum Merdeka memilih Mandiri Belajar diberikan kesempatan untuk tetap menggunakan Kurikulum 2013 akan tetapi diberikan kebebasan untuk menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah.

Sedangkan bagi sekolah-sekolah yang memilih Mandiri Berubah menggunakan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang disediakan dan menerapkan pembelajaran terdiferensiasi secara sederhana.

Akan tetapi tetap dilakukan dengan cara mengadopsinya sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan peserta didik. Sementara itu bagi sekolah-sekolah yang memilih Mandiri Berbagi menggunakan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan perangkat ajar secara mandiri.

Dengan demikian dalam implementasi Kurikulum Merdeka tampak bahwa ada beberapa bagian yang menjadi tanggungjawab pemerintah dalam penyusunannya sehingga pihak sekolah hanya menerima seperti Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, Struktur Kurikulum dan Capaian Pembelajaran. Sedangkan di tingkat persekolahan, sekolah diberikan kebebasan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai hasil analisis terhadap karakteristik sekolah dan lingkungan sekolah serta analisis kebutuhan peserta didik dan potensi setiap daerah.

Sesuai dengan prinsip penyusunan kurikulum dalam Kurikulum Merdeka, dalam penyusunannya harus berpihak kepada peserta didik sehingga jelas tersurat dan tersirat mulai dari visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah.

Sedangkan prinsip kontekstual akan jelas dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik di lingkungan tempat tinggalnya sehingga peserta didik tidak asing dengan lingkungannya. Sementara prinsip essensial, kurikulum lebih mengedepankan tujuan pembelajaran bukan mengejar materi semata.

Prinsip akuntabel bahwa kurikulum yang disusun bisa dipertanggungjawabkan yang didasarkan kepada analisis terhadap kondisi , tantangan, hambatan serta harapan sekolah. Sementara agar kurikulum yang disusun bisa sinergis dengan berbagai potensi yang dimiliki setiap daerah tentu saja tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan berbagai pemangku kepentingan.

Pada awal implementasi kurikulum dengan berbagai pilihan dengan sendirinya kita akan dihadapkan kepada berbagai persoalan dan implikasinya. Harapan besar bahwa Kurikulum Merdeka bisa diimplementasikan dengan baik tanpa hambatan yang berarti, akan bersamaan dengan munculnya keraguan bahkan kegagalan akan menjadi dinamika tersendiri.

Implikasi dalam implementasi Kurikulum Merdeka dengan sendirinya harus ada keinginan yang sangat kuat baik dari pihak sekolah dan guru-gurunya untuk melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan kurikulum menjadi modal dasar yang utama.

Berbagai platform belajar mengajar yang disediakan adalah salah satu sarana yang mendukung sekolah dan guru-guru untuk belajar dan berbagi pengalaman keberhasilan satu sama lain dalam melakukan perubahan dan inovasi.


Sekolah dan guru-guru akan banyak “dimerdekakan” dengan memberikan kesempatan untuk kreatif mengembangkan potensinya masing-masing dalam pengelolaan pembelajaran, karena sekolah dan guru yang lebih tahu dan paham tentang kebutuhan peserta didiknya.

Implikasi lain peserta didik akan diberikan kemerdekaan untuk memilih mata pelajaran dalam mata pelajaran pilihan sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing tanpa paksaan. Akan tetapi kerjasama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua peserta didik dalam menentukan pilihannya menjadi hal yang penting dengan berbagai cara dan metode.

Sehingga dengan demikian kurikulum di tingkat satuan pendidikan akan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya sesuai dengan karakteristik masing-masing. Sekolah akan menjadi tempat yang nyaman bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya masing-masing, sebagai manusia yang unik, yang memiliki kecerdasan beraneka ragam.

Guru memiliki tanggung jawab dalam membimbing, mendorong dan menjadi role model , contoh teladan bagi murid-muridnya terutama dalam pembentukan karakter peserta didik. Sehingga guru adalah orang yang paling berkompeten dalam perencanaan pembelajaran.

Halaman:

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Terkini

Difteri Meninggi, Islam Punya Solusi

Senin, 13 Maret 2023 | 13:03 WIB

Jangan Ada Lagi Perempuan Putus Sekolah

Selasa, 14 Februari 2023 | 13:58 WIB

3 Alasan Perlu Belajar Adab Dulu Sebelum Ilmu

Selasa, 20 Desember 2022 | 14:35 WIB

Liberalisme Biang HIV/AIDS Makin Menggurita

Senin, 12 Desember 2022 | 19:29 WIB

Impor Beras Teratasi dengan Ketahanan Pangan Islami

Sabtu, 10 Desember 2022 | 21:27 WIB

Demokrasi Menyuburkan Penista Agama

Senin, 5 Desember 2022 | 10:41 WIB

Puncak Hari Guru Nasional 2022, Guru di Era Kekinian

Kamis, 1 Desember 2022 | 06:45 WIB

SELINGKUH, Kunci Membahagiakan Diri

Selasa, 1 November 2022 | 07:39 WIB

Niru Siapa?

Kamis, 27 Oktober 2022 | 10:58 WIB
X