TiNewss.Com - Ramai sekali yang membicarakan orang kuat versi Pak Wabup (Sumedang), terkait dengan alih fungsi lahan yang disinyalir oleh beberpa pihak menjadi penyebab banjir bandang di Citengah Sumedang pada 4 Mei 2022.
Padahal, Walhi sudah mengungkap variabel perubahan alam. Walhi belum mengungkap variabel human error.
Duss saya mengajukan causes effect perubahan alam dengan perilaku manusia (variabel miskin struktural & kultural).
Bahwa ada korban jiwa sebab ada perilaku miskin kultural (ada orang kaya mendirikan bangunan /villa di sempadan sungai) -- ini pelanggaran.
Polisi sedang melakukan penyelidikan. Kita dukung, demi tegaknya hukum. Semua orang sama kedudukannya di depan hukum.
Ndak ada orang kuat, semuanya bisa di proses demi Hukum. Polisi, atas nama Negara demi keadilan harus menjalankan tugasnya.
Selama proses penyelidikan dan penyidikan, asas praduga tak bersalah, juga tetap menempel pada siapapun, selama belum cukup bukti.
Jadi, dugaan adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan banjir bandang, baru sebatas dugaan. Belum pada tataran kebenaran.
Logika yang sudah mengemuka datang dari Walhi dan Kementerian ATR BPN, yang menyatakan banjir bandang bukan karena alih fungsi lahan, dengan alasan bahwa kurang dari 1 persen saja lahan HGU maupun lahan Eks HGU yang dialihfungsikan dan kerapatan hutan lindung masih sangat baik.
Pemda Sumedang juga sudah melakukan analisa penyebab bencana. Perubahan alam yang terus terjadi, dengan atau tanpa campur tangan manusia.
Potensi bencana baik tanah longsor, banjir bandang atau caah dengdeng akan tetap terjadi, di masa yang akan datang.
2 tahun berturut turut bencana di situ (Citengah) memakan korban jiwa , polisi sedang lidik, sekali lagi kita kawal.
Dan sekali lagi, ndak ada orang kuat, Mereka harus dibersihkan dengan sikat kawat.
Korban banjir dan tanah longsor juga pernah terjadi di perumahan Cimanggung. Korban meninggal 40 orang. Dan jumlah korban selama 2 tahun berturut turut 42 korban jiwa.
Artikel Terkait
Kado Reses Asep Sumaryana: Bendung Rengrang, Antara Investasi dan Prestasi.
Apresiasi Prestasi Pemkab Sumedang Atasi Kemiskinan Tahun 2019, Asep Sumaryana: Sumedang Bisa Jadi Destinasi Wisata Comparative Study
Asep Sumaryana: Tampomas Kudu Diaudit Lingkungan, Penyidik Lingkungan KemenLH Harus Turun!
Dukung Bupati Deklarasi Sumedang Destinasi Wisata Kelas Dunia, Asep Sumaryana Beri Catatan Kritis
Asep Sumaryana Menilai Kedepannya Kemiskinan Sumedang Dibawah 4%
Terkait Pengambilan Paksa Gamelan Sari Oneng Parakan Salak, Asep Sumaryana: Pemerintah Wajib Lindungi!
Asep Sumaryana Apresiasi Prestasi Pemda, Ini Saran Mengelola Pengangguran Dan Kemiskinan