Tanah Longsor, Hujan Lebat dan Lama, Menjadi Penyebab Banjir Bandang Citengah Sumedang 4 Mei 2022

- Sabtu, 7 Mei 2022 | 21:31 WIB
Tanah Longsor seluas 0,71 Ha diperkirakan menjadi penyebab banjir bandang di Citengah Sumedang 4 Mei 2022 ((Tim TiNewss.Com))
Tanah Longsor seluas 0,71 Ha diperkirakan menjadi penyebab banjir bandang di Citengah Sumedang 4 Mei 2022 ((Tim TiNewss.Com))

Peringatan Dini : Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu siang hingga malam hari di kabupaten/kota Bogor, .... Kab. Sumedang, ... serta Kab Pangandaran dan Kota Banjar.

BMKG menyampaikan peringatan dini pada pukul 13:00, 15:09 dan 16:40 untuk potensi hujan sedang menuju lebat, termasuk untuk Kabupaten Sumedang. Di Kecamatan Wado, Jatinunggal, Darmaraja, Cibugel, Cisitu, Situraja, Conggeang, Paseh, Tanjungsari, Sukasari, Pamulihan, Cimanggung, Jatinangor, Rancakalong, Sumedang Selatan, Sumedang Utara, Ganeas, Cisarua, Tomo, Ujungjaya dan Jatigede.

Atas data dan analisis tersebut, BMKG memberikan simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis terkini dinamika atmosfer tanggal 04 Mei 2022, kondisi cuaca di wilayah Jawa Barat masih dipengaruhi oleh fenomena global yakni La Nina dengan intensitas lemah yang ditandai oleh nilai Nino 3.4 yang berada pada indeks -0.78 (nilai normal ± 0.5) yang dapat menyebabkan peningkatan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat di dominasi dari timur hingga tenggara. Sirkulasi siklonik terpantau di perairan utara dan selatan Papua, Laut Sulawesi, Selat Malaka, Semenanjung Malaysia, perairan utara Aceh, Perairan barat pulau Sumatra, Selat Karimata dan Riau bagian timur yang membentuk daerah pertemuan (konfluensi) dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi). Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut diantaranya wilayah Jawa Barat.

2. Berdasarkan pantauan citra satelit dan radar cuaca, sel awan konvektif tumbuh mulai siang hari di wilayah Bogor, Sukabumi, Sumedang, dan Purwakarta kemudian pada siang hingga sore hari terpantau tutupan awan tumbuh sigifikan di sebagian besar wilayah tersebut. Berdasarkan nilai reflektivitas dan suhu puncak awan terendah mengindikasikan adanya awan konvektif jenis Cumulonimbus dengan potensi hujan ringan hingga sangat lebat yang dapat di sertai kilat/petir serta angin kencang. Selain itu, kondisi tanah longsor yang terjadi di Sukabumi dan Bogor, disebabkan karena kemiringan juga labilnya kondisi tanah dan terjadinya hujan 3 hari berturut-turut sebelum kejadian.


Kepala Stasiun BMKG. Indra Gustari menyampaikan rekomendasi dan prospek cuaca ke depan sebagai berikut:


1. Kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap peningkatan potensi terjadinya banjir, angin puting beliung dan hujan es pada siang hingga sore hari. Kondisi tersebut ditandai dengan pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang mengakibatkan pembentukan awan konvektif dengan dasar awan yang gelap, puncak awan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis Cumulonimbus).

2. Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.

3. Prakiraan cuaca ekstrim 3 hari kedepan (5 - 7 Mei 2022) untuk Wilayah di Jawa Barat : Masih berpotensi adanya hujan disertai kilat/petir dan angin kencang pada waktu pagi menjelang siang hingga malam hari khususnya di wilayah Jawa Barat, diantaranaya wilayah Kabupaten Sumedang, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi

Pemda dan Polres Sumedang Membuat Kebijakan Menutup Sementara Kawasan Wisata Citengah

Baik Bupati maupun Kapolres Sumedang, sepakat untuk menutup sementara kawasan wisata di Citengah, Sumedang Selatan.

Namun demikian Kapolres akan membuka kembali wisata Citengah jika persyaratan tertentu sudah dijalankan.

Bupati melalui akun media sosialnya, menyebut sebagai tindakan preventif, agar tidak ada korban.

Kebijakan ini mendapat penolakan dari Pembina PUTRI Jabar Nana Mulyana, dengan alasan bahwa banjir bandang yang mengakibatkan tragedi hilangnya gadis asal Indramayu bukan akibat kelalaian pengelola wisata.

Dia juga menunjukkan bahwa kecelakaan alam yang terjadi di wilayah lain selain Sumedang, tidak membuat tempat wisatanya ditutup.

Halaman:

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

'Derita Guru' Yang Tak Lagi 'Diguguh lan ditiru

Jumat, 18 Agustus 2023 | 20:10 WIB

Inovasi Wafer Pakan dari Hijauan Jagung dan Gamal

Jumat, 4 Agustus 2023 | 17:18 WIB

LGBT Dilaknat Allah Sejak Zaman Para Nabi

Selasa, 25 Juli 2023 | 13:40 WIB

Keasyikan Ngonten, Jangan Sampai Lupa Daratan

Kamis, 25 Mei 2023 | 07:44 WIB
X