TiNewss.com - Jembatan Cikuda Jatinangor, merupakan salah satu jembatan peninggalan jaman Belanda yang direncanakan dibangun sejak tahun 1914, sedangkan pembangunannya sendiri mulai dilaksanakan sejak tahun 1917.
Masyarakat di daerah sekitar jembatan lebih populer menyebut jembatan ini dengan jembatan Cincin, yang kemungkinan besar karena konstruksi bangunan penyangga jembatan menyerupai setengah lingkaran bola seperti potongan cincin.
Latar belakang pembangunan jembatan ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkebunan di daerah Priangan sejak diberlakukannya Undang-undang Agraria tahun 1870.
Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Agraria 1870, banyak daerah-daerah subur di Priangan yang dibuka untuk lahan perkebunan yang sangat menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan swasta baik dari Belanda maupun dari negara-negara Eropah lainnya.
Pendistribusian hasil-hasil perkebunan sampai ke pelabuhan menjadi persoalan besar terkait keterbatasan sarana transportasi.
Sehingga pemerintah Belanda pada saat itu mengijinkan untuk dilakukan pembangunan jalan kereta api dengan jalur Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali. Panjang jalurnya sendiri dari Rancaekek ke Sumedang sekitar 18 KM.
Sedangkan dalam pelaksanaannya pembangunan jalur kereta api ini hanya dapat diselesaikan hanya sampai Tanjungsari pada tahun 1921 karena alasan dana dan Belanda terlibat dalam Perang Dunia 1.Perusahaan yang ditunjuk untuk membangun adalah Staatsspoorwagen (SS).
Sampai sekarang di daerah Tanjungsari ada daerah yang terkenal dengan sebutan SS.
Secara umum, dalam perkembangannya manfaat jalur transportasi kereta api di daerah Priangan termasuk jalur kereta api Rancaekek-Tanjungsari tidak hanya untuk kepentingan memudahkan pendistribusian hasil-hasil perkebunan saja, akan tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang umum dan pertahanan militer.
Baca Juga: Vaksin Covid Efektif Mengurangi Dampak Kematian, Fakta ini Empiris, di Sumedang!
Dewasa ini jembatan Cincin di daerah Cikuda Jatinagor masih berdiri kokoh dan kuat yang sehari-harinya dimanfaatkan oleh warga pejalan kaki atau pengguna motor untuk menghubungkan beberapa daerah di kawasan Cikuda.
Sementara itu di sekitar keberadaan jembatan itu sendiri masih terdapat area persawahan yang diolah oleh warga setempat.
Artikel Terkait
Guru Sejarah SMAN Situraja Lauching Buku Jejak Sejarah Sumedang
Sejarah Hari Jadi Sumedang Dalam Konteks Pendidikan Sejarah
Menara Loji Jatinangor, Aset Wisata Sejarah Perlu Revitalisasi dan Promosi
Cadas Pangeran, Narasi Sejarah Kalah Populer sama Narasi Yana
29 November Sebagai Hari KOPRRI Nasional, Inilah Sejarah Berdirinya
'Proyek Maut Jalan Cadas Pangeran, Upahnya 4 Ringgit Perorang!' Narasi Baru Sejarah Sumedang
Sejarah akan Berakhir sebagaimana Sejarah Berawal
Sejarah Singkat Konfrontasi Ukraina vs Rusia
Hari Perempuan Internasional 8 Maret 2022, Google Doodle Ikut Merayakan, Berikut Sejarah dan Link Twibbbon-nya