TINewss.com - Sekolah vokasi atau yang akrab dengan sebutan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah salah satu satuan sekolah formal kejuruan tertentu. Lulusan dari sekolah tersebut disiapkan untuk bekerja pada bidang tertentu.
Maka, tidak heran banyak masyarakat yang mengarahkan putra putrinya untuk melanjutkan pendidikan di sekolah kejuruan. Dengan harapan bisa mudah mendapatkan pekerjaan.
Dukungan dan berbagai program pun terus digulirkan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Dengan tujuan agar sekolah vokasi bisa beradaptasi dengan kebutuhan dan kemajuan dunia industri hal ini disampaikan oleh Sekda Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja mengapresiasi Sekolah Vokasi atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sudah menyiapkan fasilitas "Teaching Factory" dengan baik. Dan mendukung terbentuknya ekosistem bisnis bagi produk yang dihasilkan sekolah vokasi. (jabar.antaranews.com 4 Februari 2022).
Baca Juga: Ini Cerita Bupati Karawang, Saat Tangani Kasus Giri Pamungkas Yang Hilang 4 Jari, Dipecat PT HRI
Upaya pemerintah untuk terus mendorong sekolah vokasi agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industrialisasi menunjukan bahwa generasi saat ini memang sengaja dicetak untuk kebutuhan industri semata.
Seolah sekolah vokasi tersebut disiapkan sebagai pabrik pencetak para buruh atau tenaga kerja yang nantinya akan menggerakkan roda industri negara-negara besar. Seperti yang tengah terjadi saat ini. Betapa para pemangku kepentingan hanya mencukupkan diri pada penyediaan tenaga kerja kasar. Sedangkan tengah ahli sebagian besar masih mendatangkan dari luar negeri.
Sistem yang ada saat ini Kapitalisme yaitu sebuah sistem yang aturannya lahir dari keterbatasan akal manusia. Sehingga, mengukur sekolah vokasi sebatas pada keuntungan segelintir pihak saja. Padahal dalam sistem Islam yaitu sebuah aturan yang lahir dari Sang Pencipta mengukur suatu pendidikan tidak sebatas materi jauh dari itu.
Baca Juga: Gunung Emas dan Petro Dolar: Perspektif Sistem Keuangan dan Moneter tentang Perang Besar (2/3)
Mekanisme pendidikan dalam Islam mencetak generasi gemilang, dimulai dari kurikulum yang berbasis akidah, dari sana akan lahir pelajar yang berkepribadian Islam, pola pikir dan pola sikapnya terbentuk oleh syariat.
Kedua, melahirkan SDM berkualitas secara keilmuan, keahlian dan melek teknologi, pendidikan Islam pun tidak menutup mata dengan perkembangan teknologi dan industri,
yang akan memajukan negara dengan industrialisasi yang mandiri berasaskan ideologi Islam.
Ketiga, peran negara sangat penting untuk mewujudkan generasi yang gemilang yang memiliki berbagai keahlian dibidang tertentu dengan memberikan pihak sekolah kemudahan fasilitas sarana prasarana dan lainnya. Karena negara punya tanggungjawab atas kepengurusan rakyatnya.
Baca Juga: Satresnarkoba Polres Sumedang Bekuk Dua Pengedar Narboka Asal Purwakarta, Residivis?
"Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)
Artikel Terkait
Tingkatkan Kualitas Pendidikan Usia Dini, Astra Renovasi Gedung & Dukung Pengembangan PAUD Kasih Bunda
Diperlukan Lompatan Khusus Tingkatkan Partisipasi Pendidikan
Awal PTMT Siswa SMK YAPPRI Sumedang Gelar Program UKS
Jenderal TNI Andika Perkasa, Calon Panglima dengan Pendidikan Umum Mentereng
Efektivitas OPOP Bagi Pesantren
Peranan Guru Dalam Memulihkan Pendidikan Akibat Pandemi COVID-19
Forum TBM Sumedang, Gelar Workshop Menulis di SMK YPK Sumedang