Ada Tiga Kelompok Manusia dalam Menyikapi Akhir Zaman (bagian ke-3)

- Minggu, 13 Februari 2022 | 06:00 WIB
Kosmologi Islam oleh Drs. H. Maman Supriatman, M.Pd:  Kosmologi Islam  : Yerusalem dalam Al Qur'an, Kunci untuk Memahami Dunia Modern (Bagian ke-18) (TiNewss/Rauf)
Kosmologi Islam oleh Drs. H. Maman Supriatman, M.Pd: Kosmologi Islam : Yerusalem dalam Al Qur'an, Kunci untuk Memahami Dunia Modern (Bagian ke-18) (TiNewss/Rauf)

Sebenarnya banyak sabda Nabi SAW tentang dekatnya kiamat yang memiliki makna peringatan, agar setiap muslim menjauhi perkara itu semampunya, dan bukan menganggapnya sebagai sesuatu yang lazim dan biasa saja.

Misalnya, hadits tentang permusuhan kaum Yahudi terhadap kaum muslimin, dimana Rasulullah SAW menyebutkan bahwa kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi. 

Hadis ini mengandung pesan tentang pastinya kaum muslimin akan memerangi Yahudi. Maka merupakan sebuah tindakan konyol jika seorang muslim membenarkan logika berdamai dengan kelompok Yahudi. 

Hadits-hadits seperti ini itu, yang lebih mudah bisa memahaminya adalah mereka yang hidup bersamanya. Contohnya, saudara-saudara kita muslimin di Palestina. 

Terhadap hadits seperti ini, mereka tidak perlu lagi berdebat, karena setiap hari mereka merasakan bahwa memang permusuhan kaum Yahudi itu adalah nyata, sehingga bagi mereka ibaratnya tinggal menunggu jadwal saja kapan terjadinya hari dimana hadits ini akan menjadi kenyataan. 

Bagi kita yang tinggal jauh dari Palestina, tidak perlu mengalami untuk bisa menghayati, karena cukup diwakili oleh mereka yang sedang mengalami saat ini, karena kita berada di zaman yang sama dengan mereka. 

Jadi kelompok pertama kategori ketiga ini mereka beriman kepada Nubuwwah Rasul SAW, tetapi nash-nash itu seolah-olah tidak menyala, tidak aktif dan tidak dikaitkan dengan aktualisasi zaman. 

b. Mereka yang menerima nash-nash tersebut dengan penuh keyakinan, namun bersikap melampaui batas dalam menerjemahkan sekaligus mengaktualisasikan nya.

Kelompok ini menjadikan hadits-hadits dhaif, lemah bahkan maudhu' atau malah hadits palsu, sebagai hujjah untuk mendukung pemikiran mereka, bahkan sebagian ada yang memaksakan nash-nash tersebut untuk mendukung kelompoknya, demi menjatuhkan lawan politiknya.

Kelompok ini juga banyak menggunakan cerita israiliyat, yaitu cerita yang bersumber dari kalangan Yahudi dan Nasrani. 

Mereka percaya Nas dan mereka gunakan, tapi tidak punya kehati-hatian dalam menggunakan Nash, sehingga hadits dhaif bahkan yang palsu juga digunakan.

Mungkin Anda pernah mendengar ada buku judulnya "Dajjal Akan Keluar dari Segitiga Bermuda". Penulisnya mencampuradukkan sumber-sumber hadits yang dhaif dan palsu, bahkan banyak mengambil dari sumber-sumber israiliyat. 

c. Kelompok terbaik adalah mereka yang menerima nash-nash tersebut dengan penuh keyakinan, bahwa semuanya benar adanya dari Nabi SAW, dan berusaha mengambil posisi yang benar terhadap hadits-hadits tersebut secara proporsional; tidak acuh dan tidak terlalu kaku, sebagaimana kelompok pertama, namun tidak juga terlalu ekstrim dan berlebihan sebagaimana kelompok kedua. 

Kelompok ketiga ini berusaha menjadikan semua nash-nash Nubuwah Rasulullah SAW sebagai pijakan hidup agar setiap langkah mereka tidak keliru. 

Halaman:

Editor: Asep D Darmawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menyingkap Misteri Pelepasan Ya'juj-Ma'juj

Selasa, 18 April 2023 | 04:14 WIB

Adab Pembelajar Al-Qur'an

Sabtu, 15 April 2023 | 20:26 WIB

Metodologi Mempelajari Al-Qur'an bagi Pemula

Sabtu, 15 April 2023 | 10:21 WIB

Tantangan Al-Qur'an Yang Tidak Akan Pernah Terjawab

Selasa, 11 April 2023 | 20:40 WIB

Meraih Taubat Nashuha di Bulan Ramadan

Selasa, 11 April 2023 | 15:22 WIB

Mu'jizat dan Keajaiban Al-Qur'an

Selasa, 11 April 2023 | 04:40 WIB

Dajjal, Alat Uji Keilmuan Islam

Sabtu, 8 April 2023 | 08:56 WIB

Baitul Izzah, Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar

Kamis, 6 April 2023 | 20:46 WIB

Ramadhan Mengajari Kita untuk Hidup Bersama Bulan

Selasa, 4 April 2023 | 17:56 WIB
X