“Sungguh telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; barang siapa yang dapat melihat (dan mengenali Kebenaran itu), maka (manfaatnya) untuk jiwanya sendiri, dan barang siapa yang buta (tidak melihat Kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku sekali-kali bukanlah pemelihara(mu).” (QS. al-An'am: 104).
Siapakah Dajjal? (1/2)
Impian terbesar umat Yahudi selama lebih dari dua ribu tahun adalah kembali ke Tanah Suci sebagai penguasa Tanah itu, sehingga mereka dapat merestorasi Negara Israel yang pernah didirikan oleh Nabi-Raja Daud AS dan Sulaiman AS, dan membangun kembali Tempat Ibadah yang pernah dibangun Nabi Sulaiman AS di Jerusalem.
Baca Juga: Ketua DPD PDIP Jabar Laporkan Dinamika Terkait Arteria di Jabar ke DPP, Tapi Baru Lisan
Umat Yahudi Bani Israel percaya bahwa impian terbesar mereka tidak dapat dan tidak akan terwujud, hingga Nabi spesial yang disebut al-Masih muncul. Dia akan "membawa keselamatan pada Zaman Akhir, saat dia menerima tahta sebagai Raja dunia.”
Kekuasaan al-Masih ini disebutkan berulang-ulang dalam al-Kitab. Tentu saja Euro-Yahudi yang mendirikan Gerakan Zionis hampir tidak berbagi kaitan sakral pada Nubuat yang berhubungan dengan al-Masih.
Allah Maha Tinggi menakdirkan bahwa Al-Masih Palsu (al-Masih ad-Dajjal) akan memimpin umat Yahudi dengan tipu muslihat sehingga mereka akan mempercayai hasil kerjanya sebagai perwujudan impian terbesar mereka: kembali ke Tanah Suci, restorasi Negara Israel, penunjukkan seorang raja untuk memimpin mereka ("Tunjuklah untuk kami seorang raja sehingga kami dapat bertempur di jalan Allah." QS. al-Baqarah: 246), dan pembangunan kembali Tempat Ibadah Suci.
Kenyataan bahwa mereka tertipu oleh Negara Israel adalah tanda kebutaan spiritual mereka yang masih berlanjut:
“Dan amal perbuatan orang-orang yang tidak beriman (di antaranya kepada Alquran dan Nabi Terakhir ini) adalah seperti sebuah fatamorgana di padang pasir saat manusia kepanasan dan kehausan salah mengira adanya air hingga saat dia mendatanginya, dia tidak menemukan apa-apa; tetapi dia menemukan Allah (hadir di sana) dengannya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah amat cepat perhitungannya.” (QS. an-Nur: 39).
Israel sekarang tepat seperti situasi manusia yang kepanasan, kehausan, dan salah mengira fatamorgana:
"Sesungguhnya Alquran ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari (perkara) yang mereka perselisihkan. Dan sungguh, (Alquran) itu benar-benar menjadi Petunjuk dan Rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. an-Naml: 76-77).
Baca Juga: Ibu Kota Nusantara jeung Pemulihan Ekonomi Nasional
Umat Yahudi Bani Israel telah kembali ke Tanah Suci, atau bebas untuk melakukan demikian, dari bagian dunia mana pun mereka berasal. Negara Israel telah dibentuk pada tahun 1948 dan sekarang menjadi kenyataan.
Artikel Terkait
Google Doodle Hari Ini Mengingatkan Kita ke Ibu Kasur, Pendidik dan Pencipta Lagu Itu
Pantai Pasifik Jepang Dilanda Tsunami Setelah Letusan Tonga, Hingga Kini Peringatan Belum Dicabut
Mama Rosa Akhirnya Ketemu Jesica di Ikatan Cinta, Pemerkosa Itu Akan Segera Terungkap?
Pondok Seni Pangandaran Akhirnya Dikelola PT Jaswita Jabar
Juventus Tempel Atalanta Usai Taklukkan Udinese 2-0, Selangkah Lagi ke Peringkat Empat!