"Dengan metodologi mempelajari Alquran yang tepat, kita akan menemukan dalam Alquran penjelasan tentang apa yang terjadi di dunia." (Syekh Imran, 2021).
Setelah Tragedi 9/11*
Sejak terbitnya buku "Jerusalem dalam Al Quran", profil Syekh Imran terus meningkat di Amerika Serikat. Tetapi segera setelah 9/11 terjadi, dia harus pergi dari Amerika.
Ditemani dua orang mahasiswanya asal Afrika-Amerika ia berangkat ke bandara untuk terbang ke Kuala Lumpur melalui Jepang, dan kemudian ke Afrika Selatan, dalam tur kuliah yang telah diatur sebelumnya.
Ketika peristiwa 9/11/01 itu, Syekh Imran masih berada di New York. Pagi saat peristiwa itu, dia harus pergi ke bandara Kennedy, untuk menjemput mantan istrinya, yaitu putri Maulana Ansari, yang tiba dari Pakistan. Sementara putrinya sedang bersamanya di New York. Mantan istri dan putrinya harusnya melanjutkan penerbangan ke Texas. Namun tertunda seminggu karena harus menunggu sampai penerbangan kembali normal.
Baca Juga: Refleksi 3 Tahun Dony Erwan: Pengelolaan Barang Milik Daerah Anggaran Minim, Hasil Maksimal
Saat datang di bandara Kennedy, ada pengumuman bahwa semua penerbangan ditutup, tetapi bandara masih buka. Baru ketika sedang berada di ruang tunggu, sambil merenungkan apa yang terjadi, datang pengumuman bahwa bandara sekarang ditutup.
(Peristiwa 11/11/01 terjadi pada jam 08:46-10:28 waktu setempat).
Beberapa hari setelah peristiwa 9/11, Syekh Imran memberikan kuliah umum di sebuah Masjid Pusat Islam di New York. Tempat itu penuh sesak, karena semua orang ingin tahu apa yang akan dikatakannya.
Di ujung kuliahnya, dia mengatakan akan mengangkat tangan untuk berdoa, dan ingin agar semua yang hadir untuk bergabung dalam doa itu. Isi doanya, memohon kepada Allah agar menghukum dengan hukuman yang paling berat dan selamanya terhadap mereka yang melakukan tindakan 9/11, serta mereka yang merencanakannya.
Baca Juga: Bupati Turunkan Alat Berat, Bersihkan Lautan Sampah di Jatigede Sumedang
Ketika selesai dengan doanya, dia mengatakan: "Sekarang saya mau berbicara kepada orang-orang Yahudi, maukah Anda membuat doa yang sama?"
New York tahu bahwa Syekh Imran tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dalam beberapa jam setelah 9/11, dia tahu bahwa ini adalah bendera palsu. Itu sebabnya mengapa dia berdoa demikian. Sejak itu, New York menutup pintu baginya.
Artikel Terkait
Refleksi 3 Tahun Dony Erwan: Pengelolaan Barang Milik Daerah Anggaran Minim, Hasil Maksimal
Sumedang Masih Belum Laksanakan Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun, Angka Vaksin Lansia Masih Kurang 2,06 Persen
Content Creator, Profesi Menggiurkan di Tahun 2022 dan ini Kata Anies Baswedan!
Ganjar Pranowo, Amat Santun Menyimak Arahan Presiden Joko Widodo dan dikerubuti Warga
Bupati Turunkan Alat Berat, Bersihkan Lautan Sampah di Jatigede Sumedang