Epistemologi Majma Al Bahrain (bagian ke-3)

- Selasa, 14 Desember 2021 | 23:41 WIB
Maman Supriatman, Penulis Buku Kosmologi Islam. (TiNewss)
Maman Supriatman, Penulis Buku Kosmologi Islam. (TiNewss)

 

 

Pra-syarat yang Dibutuhkan untuk Mengikuti Jejak Epistemologi Nabi Khidr AS

Suratul Kahfi adalah Surat Eskatologi, dimana kita bisa menemukan model Majma' al-Bahrain, yang hanya disebut dalam Surat Al-Kahfi. 

Inilah rahasianya mengapa Suratul Kahfi adalah satu-satunya Surat dalam Alquran, yang oleh Nabi SAW dihubungkan secara langsung dengan fitnah Dajjal di akhir zaman. 

Bagaimana relevansi dan urgensi model Epistemologi ini agar efektif sebagai penangkal fitnah?

Majma' al-Bahrain, tempat dimana Nabi Musa AS akan bertemu dengan Nabi Khidr AS, terdapat dalam Surat Al-Kahfi Ayat 60. 

Secara harfiah adalah tempat bertemunya dua lautan. Namun secara substantif, yang dimaksud bukanlah Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik atau Samudra Hindia, melainkan tempat bertemunya dua samudra pengetahuan, yakni samudra pengetahuan yang diperoleh secara rasional-eksternal dan samudra pengetahuan yang diperoleh secara intuitif-internal. 

Tragisnya, subjek ini sudah lama hilang dalam khazanah intelektual Islam. Tidak ada satu pun institusi pendidikan yang mengajarkannya. 

Agaknya inilah sebabnya, kenapa Iqbal pernah mengatakan, bahwa umat Islam sudah berhenti berfikir sejak 300 tahun terakhir. 

Itu pula sebabnya peradaban kita tidak lagi menghasilkan ulama yang bisa mengikuti jejak Epistemologi ini, guna memahami dan menembus realitas politik, ekonomi dan realitas militer yang terjadi sepanjang panggung sejarah. 

Akibatnya, khazanah pengetahuan Islam tidak mampu berbicara dalam menjelaskan apa yang sedang terjadi di dunia. Diskursus pemikiran Islam menjadi steril dan terlepas dari realitas kehidupan. 

Kedua samudera pengetahuan harus datang kepada Anda dari Allah, karena jika tidak menanam, maka Anda tidak bisa menuai. 

Jika Anda menginginkan Nur Ilahi, Anda harus bekerja untuk itu. Dan untuk itu, hati harus berbalik kepada Allah. Ketika berbalik kepada Allah dan hati memeluk kebenaran yang datang dari Allah, maka itulah yang disebut Iman. 

Jadi Allah akan menguji Anda, untuk melihat apakah Anda memiliki Iman. Ketika ujian datang, dan Anda mengatakan tidak, karena takut akan kehilangan semua atribut keduniaan, misalnya, maka di situlah terletak ujiannya. 

Halaman:

Editor: Asep D Darmawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menyingkap Misteri Pelepasan Ya'juj-Ma'juj

Selasa, 18 April 2023 | 04:14 WIB

Adab Pembelajar Al-Qur'an

Sabtu, 15 April 2023 | 20:26 WIB

Metodologi Mempelajari Al-Qur'an bagi Pemula

Sabtu, 15 April 2023 | 10:21 WIB

Tantangan Al-Qur'an Yang Tidak Akan Pernah Terjawab

Selasa, 11 April 2023 | 20:40 WIB

Meraih Taubat Nashuha di Bulan Ramadan

Selasa, 11 April 2023 | 15:22 WIB

Mu'jizat dan Keajaiban Al-Qur'an

Selasa, 11 April 2023 | 04:40 WIB

Dajjal, Alat Uji Keilmuan Islam

Sabtu, 8 April 2023 | 08:56 WIB

Baitul Izzah, Nuzulul Qur'an dan Lailatul Qadar

Kamis, 6 April 2023 | 20:46 WIB

Ramadhan Mengajari Kita untuk Hidup Bersama Bulan

Selasa, 4 April 2023 | 17:56 WIB
X