Pembangunan di Jawa Barat selatan bisa jadi akan semakin berkembang, seiring dengan berbagai upaya pembukaan akses transportasi dari dan menuju Jawa Barat selatan.
Diantaranya adalah upaya pembukaan jalur kereta api, mengingat potensi pariwisata di pantai selatan sangat besar namun belum ditunjang infrastruktur kereta api.
Sebagaimana dilansir jabarprov.go.id., Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mengatakan: "Harapan saya agenda terdekat adalah mencoba jalur Bandung-Garut supaya menyemangati pariwisata. Kedua aktivasi jalur Belanda yang lama. Ketiga saya punya mimpi jalur baru sepanjang Jabar selatan. Itu menghidupkan peradaban baru di selatan Jawa Barat yang sekarang sepi karena enggak ada infrastrukturnya," jelasnya. (24/9/2021)
Baca Juga: Negara Berperan dalam Menjaga Keutuhan Keluarga
Masyarakat tentunya berharap, dengan upaya pengadaan transportasi kereta api dapat memberikan manfaat bagi mereka, sehingga aktivitas kehidupan bisa berjalan lebih dinamis dan lebih mudah.
Namun jika ternyata paradigma kapitalistik yang digunakan, yang terjadi malah hanya akan menguntungkan segelintir pihak, khususnya mereka kalangan kaya dan pemodal besar. Prinsip untung rugilah akhirnya yang digunakan. Adapun rakyat kebanyakan seolah berjuang sendiri berjibaku sekedar memenuhi kebutuhan fisiologi mereka.
Pernah saya berbincang dengan seorang kakek pedagang tape singkong berusia tujuh puluh tahunan. Ia tinggal di daerah Cicalengka Jawa Barat, berjualan di kawasan Bandung Utara. Biasanya, dengan menggunakan kereta api, perjalanan lebih cepat dan murah. Namun setelah ada peraturan larangan menggunakan kereta api untuk pedagang, kakek ini berkisah, harus menggunakan mobil angkutan kota. Perjalanan menjadi lebih lama dan ongkos yang dikeluarkan lebih berlipat.
Baca Juga: Sistem Islam Role Model Lahirnya Pemimpin Harapan Umat
Kisah di atas bisa menjadi gambaran, bagaimana akses transportasi justru semakin meminggirkan mereka, para pedagang kecil.
Selayaknya, paradigma yang dibangun adalah bagaimana transportasi termasuk kereta api, dikembangkan dalam rangka melayani urusan masyarakat, sehingga mereka secara luas dapat menggunakan kereta api untuk memudahkan urusan secara nyaman, layak, dan terjangkau secara biaya.
Artikel Terkait
Mengenal H Oom Supriatna, 'Pembobol' Pasir Hingkik hingga Tembus Gunung Julang Sumedang
Wisata Ke Sumedang, Pastikan Sudah Memiliki Aplikasi Peduli Lindungi
Kabar Baik, Tidak Ada Kasus Baru COVID-19 di Sumedang
Kabar Dari PON Papua : Atlet Dayung Tuan Rumah Masuk Babak Final
Buntut Ketidakpuasan Bobotoh Persib, tagar ReneOut Menggema