Sistem Islam mampu membentuk seorang pemimpin yang bertanggungjawab diantaranya yang pertama, ketaatan seorang pemimpin kepada Penciptanya membuat dirinya merasa takut akan dosa dan menyadari amanahnya kelak akan dimintai pertanggungjawab di Akhirat. maka seorang pemimpin akan selalu berhati-hati menjalankan tugasnya termasuk menggunakan anggaran.
"Pemimpin adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)
Kedua, setiap masalah yang dihadapi penyelesaiannya selalu bersandarkan kepada syariat Islam. Baik buruknya syariat yang menentukan, halal dan haram jadi penentu setiap kebijakan yang dikelurkan. Bukan asas manfaat apalagi atas kepentingan koorporasi dan asing.
Ketiga, pemimpin dalam sistem Islam mampu menghadirkan keadilan dan kesejahteraan baik kepada rakyat muslim maupun nonmuslim. Menghadirkan kehidupan yang kondusif baik dalam bermasyarakat, bernegara dan yang terkecil berkeluarga.
Bila kita mau bercermin kepada sejarah, sistem Islam banyak memberikan role model seorang pemimpin yang sangat hati-hati dalam menggunakan uang negara atau fasilitas negara. Seperti Umar bin Abdul Aziz yang sering memisahkan urusan pribadi dan negara. Sehingga ketika menerima tamu beliau sering bertanya terlebih dahulu keperluan tamunya tersebut. Jika urusan pribadi cahaya lampu akan dipadamkan namun jika itu urusan negara boleh menggunakannya. Sikap Umar tersebut tidak lain karena rasa kehati-hatiannya dalam menggunkan uang rakyat, jangan sampai menggunakannya untuk keperluan pribadinya.
Maka hanya sistem Islam yang mampu mewujudkan seorang pemimpin harapan rakyat yang adil dan bertanggungjawab. Walahu'alam.