(Sebuah Renungan bagi Kita Semua)
Sungguh kematian bisa datang kapan saja. Tidak dapat diduga. Tidak dapat dikira. Tidak bisa diprediksi sebelumnya.
Masih sangat segar di ingatan saya. Bagaimana dalam tempo hitungan detik lumpur dan batu membuat puluhan orang menemui ajal di lokasi longsor desa Cihanjuang, Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Ada anak kecil yang dengan serius merekam dengan kamera hp seluruh proses persiapan evakuasi longsor pertama oleh para petugas terkait seolah ia seorang jurnalis profesional, dalam hitungan detik tergulung dan terkubur dalam tanah. Betapa sedihnya kedua orang tuanya yang sedang menanti di rumah.
Ada seorang ibu bersama tiga anaknya, menanti sang suami pulang mencari nafkah. Namun alangkah kagetnya sang suami ketika melihat rumah yg ditempati istri dan ketiga anaknya telah rata dengan tanah tanpa menyisakan apapun.Ia pun tak kuat menahan air mata dan histeris. Sambil sesekali meronta merasakan kesedihan yang tak terkira. Ada juga seorang bapak yg mencari kedua anaknya dan kedua orang tuanya dimana anak anak tersebut sedang di titipkan di kediaman orang tua bapak tersebut ( atau kakek nenek dari anak anak itu ) yg saat itu telah hilang di telan bumi seketika.
Ada satu keluarga besar yg tengah merapikan sisa sisa hajatan pernikahan siang harinya. Tak disangka dalam hitungan detik, lokasi hajatan itu menjadi zona 1 evakuasi karena sebagian besar jenazah di temukan di titik tersebut. Masih segar dalam ingatan saya bagaimana sosok Danramil Cimanggung , sdr YEDI (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumedang), Mantri Kepolisian Kecamatan Cimanggung Sumedang, beberapa anggota Pramuka, relawan dan anggota Basarnas yang menyambut kedatangan saya sembari kami bertukar salam dan menanyakan kabar. Namun dalam hitungan detik saya harus melakukan proses evakuasi terhadap rekan rekan sejawat dan seperjuangan tersebut.
Bagaimana lumpur tiba tiba datang semata kaki (seolah menghambat kita lari) dan batu sebesar mobil yg bagai terbang kesana kemari seperti memilih ajal seseorang dalam hitungan detik sungguh bukanlah hal yang bisa dilupakan tanpa meninggalkan trauma dan diterima akal sehat.