Dana pendidikan di Indonesia juga sangat minimal, masih mengandalkan partisipasi dan kemandirian masyarakat. Belum lagi saat sampai ke tangan dunia pendidikan, sudah mengalami kebocoran sana-sini
Kurnia Agustini, S.Pd. Guru pada SMA Negeri 1 Sumedang
Pandemi COVID 19 melanda dunia. Tak terkecuali dunia. Maka beragam versi pencegahan dan penanggulangan dampak pandemi ini dilakukan pemerintah di berbagai belahan dunia. Diantaranya adalah merumahkan berbagai aktivitas yang di dalamnya meniscyakan berkumpulnya banyak orang. Pelayanan publik dan aktivitas masyarakat sangat dibatasi, hanya boleh dilakukan terhadap sesuatu yang teramat mendesak. Semua aktivitas diupayakan dapat dilakukan di rumah saja.
Aktivitas semua jenjang pendidikan pun dilakukan di rumah. Guru dan siswa diharapkan melakukan kegiatan belajar-mengajar dari rumah. Memakai metode dan media yang paling memungkinkan dilakukan, agar proses pembelajaran berlangsung. Lalu banyak siswa dan guru memilih gawai dan internet sebagai media pembelajaran, disamping televisi juga menyiarkan program pendidikan. Padahal sebelum ini program pendidikan di televisi pernah kurang diminati.
Masalah baru kemudian muncul. Saat siswa berjam-jam bergelut dengan gawai dan internet. Menyimak dan mengerjakan tugas dari berbagai guru, ternyata tidak semudah dugaan. Siswa yang asalnya sangat suka menggunakan smartphone, mulai kewalahan. Pun guru dilanda kesulitan harus memeriksa tugas online. Belum lagi dana untuk kuota yang digunakan, walaupun ada beberapa fsilitas yang bisa digunakan dengan gratis. Keluhan mulai berdatangan dari siswa, orangtua, dan masyarakat. Bahwa katanya siswa mulai stress dengan tugas. Sementara stress sangat dihindari dalam pembentukan imunitas demi mencegah virus masuk.
Lalu apa yang menjadi masalah dengan belajar di rumah yang membuat siswa stress? Apakah pangkal masalahnya karena tugas yang terlalu banyak dan biaya kuota? Ataukah ada masalah yang lebih krusial di balik hal itu? Bahwa adalah motivasi belajar yang salah, sikap mental yang keliru, metode pembelajaran tidak tepat, dan dana pendidikan yang bukan pada tempatnya….?