TiNewss.Com - Jika Perang Ukraina merupakan pintu gerbang bagi Perang Dunia (PD) berikutnya, sebagaimana dikhawatirkan oleh banyak kalangan, hal itu bukanlah berarti Hari Kiamat.
Meskipun dalam Hadits rahasia Abu Hurairah, PD III itu digambarkan sebagai Perang Akhir Zaman, hal itu tidak menunjukkan bahwa Akhir Zaman akan ditutup dengan PD III, karena setelah itu masih akan terjadi urutan peristiwa berikutnya sampai datang Hari Kiamat.
Sebelum datangnya Hari Kiamat, akan didahului oleh munculnya Tanda Besar Kiamat. Dua dari 10 Tanda Besar Kiamat itu disebutkan juga dalam Manuskrip yang berisi Hadits Abu Hurairah itu, yaitu datangnya Imam Mahdi dan Dajjal yang akan berperang di bumi Syam.
Bumi Syam, Tanah yang Diberkati
Bumi Syam (sekarang Suria, Lebanon, Palestina dan Yordania) adalah tanah yang diberkati. Sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW hingga hari kiamat menempati posisi strategis dalam sejarah kehidupan umat manusia.
Surah Al-Isra sejak Ayat pertama menanamkan kesadaran bahwa bumi sekitar Al-Aqsha (Baitul Maqdis) adalah wilayah-wilayah yang diberkati. Ke tempat suci itu Nabi diisrakan (diperjalankan pada malam hari), di situ pula beliau Shalat dan menjadi Imam para Nabi.
Tidak mengherankan jika dalam sejarah, wilayah Syam ini begitu penting bagi Nabi SAW dan generasi-generasi selanjutnya.
Salah satu bentuk kepedulian Nabi SAW pada tanah Syam bisa dilihat dari upaya awal pembebasan wilayah ini. Perang Mut'ah dan Tabuk, adalah dua contoh kepedulian beliau. Sepeninggal beliau, Abu Bukar RA ketika menghadapi masalah pelik pemurtadan dan orang-orang yang enggan berzakat, beliau tetap mengirim pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid menuju Syam, sebagai amanah Rasulullah SAW menjelang wafatnya.
Khalifah-khalifah selanjutnya pun sangat peduli dalam masalah ini. Sebelum Umar bin Khattab RA membebaskan Baitul Maqdis, salah satu masalah utama yang harus ditangani terlebih dahulu adalah pembebasan tanah Syam. Melalui sinergi yang apik antara Khalid dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Syam akhirnya bisa dibebaskan.
Dampak dari terbebasnya Syam ini begitu besar. Terbebasnya Baitul Maqdis, yang kelak didatangi langsung oleh Umar serta terbebasnya Mesir dari hegemoni Romawi Timur, baru bisa terwujud setelah bumi Syam dibebaskan.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Syam (khususnya Baitul Maqdis) adalah poros stabilitas dunia. Dan itu menjadi rebutan sepanjang masa karena menjadi tolok ukur penguasa dunia. Tidak heran bila sampai hari ini bumi Syam menjadi rebutan, sehingga timbul konflik berkepanjangan.
Artikel Terkait
Perang Rusia - Ukraina Penyulut Perang Dunia III : Rusia, Siapa Pendukung-mu?
Ideologi Perang Dunia III: Globalisme Versus Spirit Rusia
Benarkah Gempa Turki Bagian dari Skenario Perang Dunia III?
Bunker Anti Nuklir, Skenario Darurat Perang Dunia III
Pencetus Perang Dunia III dalam Hadits Rahasia Abu Hurairah