Timnas Jerman Kompak Lakukan Aksi Tutup Mulut di Foto Tim Piala Dunia Qatar, Kenapa? Ini Penjelasannya

- Kamis, 24 November 2022 | 15:07 WIB
Timnas Jerman Kompak Lakukan Aksi Tutup Mulut Saat Foto Tim Piala Dunia Qatar sebagai bentuk protes ancaman sanksi FIFA Ban Kapten One Love
Timnas Jerman Kompak Lakukan Aksi Tutup Mulut Saat Foto Tim Piala Dunia Qatar sebagai bentuk protes ancaman sanksi FIFA Ban Kapten One Love

TiNewss.Com - Para pemain Jerman menutupi mulut mereka dengan tangan mereka saat session foto tim menjelang pertandingan melawan Jepang di Grup E Piala Dunia Qatar 2022.

Gerakan ini dilakukan para pemain Jerman sebagai protes terhadap ancaman sanksi FIFA atas ban kapten One Love.

One Love adalah simbol keragaman dan toleransi yang merupakan bentuk keprihatinan terhadap diskriminasi LGBTQ selama Piala Dunia Qatar 2022.

Di lain pihak, Qatar sebagai negara tuan rumah yang menetapkan bahwa homoseksualitas adalah ilegal.

Baca Juga: [PEDULI GEMPA CIANJUR] - BPC PHRI Sumedang berikan Bantuan 2 Mobil Sembako

Kapten sepak bola dari tujuh tim Eropa telah sepakat, salah satunya Jerman, semula akan mengenakan ban lengan pelangi yang bertuliskan "OneLove" di atasnya dan menampilkan nomor satu di dalam simbol hati.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser mengatakan ancaman sanksi itu salah dan tidak dapat diterima.

"FIFA harus independen, tidak berpihak, apalagi berada di bawah tekanan, tidak baik untuk federasi di masa depan," kata Faeser.

"FIFA seharusnya mendukung toleransi dan melawan diskriminasi",katanya

Baca Juga: Bayi Lahir di Tenda Pengungsian Gempa Cianjur, Gubernur Jabar Berikan Nama Belakangnya, Ternyata Ini Artinya!

Federasi Sepak Bola Jerman (DFB) menyatakan bahwa bersama dengan negara lain, kami ingin suara kami didengar dan bahwa kami hanya mewakili nilai-nilai yang kami yakini, keragaman, dan rasa hormat satu sama lain.

“Ban kapten One Love adalah simbol bagi kami untuk mendukung nilai-nilai yang kami anut di timnas Jerman, yaitu keragaman dan saling menghormati dan bersama dengan negara lain, suara kami pengen dihargai,” kata asosiasi.

"Bagi kami ini adalah mempertahankan nilai-nilai yang negara kami yakini, bukan masalah hak asasi manusia apalagi pernyataan politik. Ketika mengenakan ban kapten dilarang, itu sama dengan menolak suara kami," pungkasnya.***

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Sumedang Tangkap Peluang Kerja Sama dengan Tokyo

Minggu, 5 Maret 2023 | 10:32 WIB

Urutan Peristiwa Setelah Perang Dunia III

Kamis, 16 Februari 2023 | 07:55 WIB

Bunker Anti Nuklir, Skenario Darurat Perang Dunia III

Selasa, 14 Februari 2023 | 05:00 WIB
X