Go Food Menjadi Aplikasi Paling Banyak digunakan oleh UMKM Makanan dan Minuman di Garut

- Kamis, 28 Juli 2022 | 12:06 WIB
Ilustrasi: Go Food menjadi aplikasi yang paling banyak digunakanoleh pelaku UMKM Makanan dan Minuman di Kabupaten Garut . Luthfie, Mahasiswa Pasca Sarjana pada Universitas Telkom, pada Konferensi Internasional di Roma, Italia (TiNewss/Rauf)
Ilustrasi: Go Food menjadi aplikasi yang paling banyak digunakanoleh pelaku UMKM Makanan dan Minuman di Kabupaten Garut . Luthfie, Mahasiswa Pasca Sarjana pada Universitas Telkom, pada Konferensi Internasional di Roma, Italia (TiNewss/Rauf)

 

TiNewss.Com - Aplikasi dari Gojek, Go Food menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para pelaku usaha UMKM makanan dan minuman di Kabupaten Garut.

Demikian disampaikan Luthfie Hadie Nugraha, dalam Konferensi Internasional Eropa ke-5 tentang Teknik Industri dan Manajemen Operasi di Roma, Italia (European International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Rome, Italy)  pada 27 Juli 2022.

Luthfie adalah mahasiswa pascasarjana pada Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Telkom.

Dalam konferensi tersebut, dia memprensentasikan makalah dengan judul Analisis adopsi E-Commerce bagi UMKM Sektor Makanan dan Minuman di Kabupaten Garut, yang dalam versi Bahasa Inggris : "Analysis of E-Commerce Adoption for MSMES in the Food and Beverage Sector in Garut Regency".

"Terkait dengan aplikasi e-commerce yang digunakan, Go Food merupakan e-commerce yang paling banyak digunakan oleh para pelaku UMKM makanan dan minuman di Kabupaten Garut," kata Luthfie.

Dalam konferensi tersebut, ada beberapa catatan penting yang dia sampaikan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Program UMKM Go Digital 2024 adalah menjadi sangat penting dalam perkembangan UMKM membangun perekonomian nasional,
  2. Pemerintah gencar melakukan sosialiasi UMKM untuk Digitalisasi, tapi UMKM masih belum memilliki pengetahuan cukup tentang manfaatnya,
  3. Penggunaan e-Commerce dipengaruhi oleh 3 hal, yakni perilaku (behavior intention), pengetahuan (e-Commerce knowledge) dan pengaruh sosial (social influence),
  4. Hasil survei yang dilakukan oleh Luthfie, ternyata 66,7 persen pemilik usaha tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang e-commerce,
  5. Senada dengan poin sebelumnya, 55,6 persen dari pengusahan kesulitan memahami dan menjelaskan manfaat digunakannua e-commerce

"Dengan demikian, berdasarkan hasil uji fenomena, terdapat kesenjangan antara keinginan Pemerintah dengan kondisi pelaku UMKM," katanya.

Berdasarkan pada hasil survei, terhadap 130 responden yang di survey secara online, ternyata sebagian pengusaha berusia antara 21-30 tahun, dengan tingkat pendidikan 45,9 persen hanya tamat SMA atau lebih rendah.

Kesimpulan Luthfi bahwa pelaku UMKM ternyata tidak merasa nyaman atau senang dalam menggunakan e-commerce, sehingga sosialisasi, edukasi secara terus menerus dan berkesinambungan harus memberikan dampak terhadap pentingnya digitalisasi, untuk memperoleh pasar lebih luas dan mendikung UMKM go Digital.***

 

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Terkini

X