TiNewss.Com - Presiden Jokowi memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Sumedang, dalam menangani Stunting yang turun dari 32 persen pada 3 tahun yang lalu, menjadi 7 persen pada tahun 2022.
Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi, saat membuka Rapat Koordinasi Kepala Daerah dan Forum Pimpinan Daerah seluruh Indonesia, di Sentul Bogor pada 17 Januari 2023.
"Saya memberikan apresiasi kepada Kabupaten Sumedang, yang telah berhasil memanfaatkan Teknologi, untuk menurunkan stunting dari 32 persen pada 3 tahun lalu, menjadi 7 persen pada tahun 2022," kata Presiden dan diiringi applaus seluruh hadirin.
Baca Juga: Gerai UMKM PPS Diserbu Jajaran Pemkab Belitung Timur (Beltim)
Presiden pun langsung memberikan perintah agar Bupati Sumedang, memberikan best practice agar seluruh Kepala Daerah bisa menggunakan Teknologi, untuk percepatan penangan stunting di Indonesia.
"Nanti yang lain tinggal copy saja," kata Presiden.
Dikutip dari website resmi presiden.go.id, dengan judul "Belajar dari Sumedang, Sukses Turunkan Stunting dengan Manfaatkan Teknologi Digital" terungkap cara Bupati Sumedang, Dony Ahmar Munir menurunkan stunting di Sumedang dengan menggunakan teknologi ini.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan bahwa aplikasi berbasis teknologi yang dinamakan sistem pencegahan stunting terintegrasi (Simpati) turut berkontribusi dalam penanganan stunting di Sumedang.
Baca Juga: Proses Pembangunan Kontruksi Jalan Tol Getaci Segera Dimulai, Gedebage Tasikmalaya 90 Menit Sampai
Dalam keterangannya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 2 Januari 2023, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan bahwa aplikasi berbasis teknologi yang dinamakan sistem pencegahan stunting terintegrasi (Simpati) turut berkontribusi dalam penanganan stunting di Sumedang. Melalui platform tersebut, seluruh pemangku kepentingan mampu memahami cara mengatasi stunting.
“Kedua (pemangku kepentingan) paham bagaimana menggunakan aplikasi Simpati karena setiap bulan penimbangan balita, posyandu kami menginput data lingkar kepala, berat badan, tinggi badan, kemudian di setiap desa itu nanti ada berbagai kendalanya,” ujar Dony Ahmad.
Bupati Sumedang menjelaskan aplikasi tersebut menyajikan sejumlah data dan informasi yang jelas seperti desa dengan angka prevalensi stunting yang tinggi, data statistik anak yang terkena stunting, hingga penyebab terjadinya stunting di desa tersebut. Dengan data yang ada, Dony menyampaikan penanganan stunting di setiap desa akan berbeda sesuai dengan kendala yang dihadapi.
Baca Juga: Bukan Sungai Aare Swiss, Ini Tempat Wisata Situ Gede Tasikmalaya Setelah Revitalisasi
“Jadi tiap desa ada kendala, permasalahan stunting yang berbeda-beda, kemudian melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya. Jadi penanganan stunting diintervensi tiap desa berbeda. Inilah bagian dari mengolaborasikan, mengorkrestasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” tambahnya.
Artikel Terkait
Jokowi Perintahkan Dony Ahmad Munir, Replikasi Penanganan Stunting di Sumedang ke Kabupaten Lain di Indonesia
Penanganan Stunting dipadupadankan dengan Penerapan SPBE, MenPAN RB: Inovasi Sumedang nanti Direflikasi
KemenPAN RB Kolaborasi dengan BKKBN dan Kemenkes turunkan Stunting dengan Reflikasi Stunting di Sumedang
Dony Ahmad Munir Diagendakan Untuk Sharing Penanganan Stunting di Hadapan Bupati dan Walikota se Indonesia
Wapres Ma'ruf Amin Bicara Stunting ke Penguus Kowani dan PPI, Ada apa dengan Sumedang?