• Sabtu, 30 September 2023

Negeri Tetangga Legalkan Ganja, Bagaimana Dampaknya Bagi Indonesia?

- Senin, 27 Juni 2022 | 08:46 WIB

 

TiNewss.Com - Mengerikan! Salah satu negara tetangga Indonesia, yakni Thailand telah resmi melegalkan ganja. Kebijakan tersebut membuat Badan Narkotika Nasional (BNN) mengawasi ketat potensi penyelundupan ganja ke Jawa Barat.

"Pengawasan khusus pasti ada," ucap Kepala BNN Jabar Brigjen M Arief Ramdhani di kantor BNN Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (16/6/2022).

Thailand sendiri termasuk satu-satunya negara di Asia yang telah melegalkan ganja. Menurut Arief, hal ini perlu diantisipasi lantaran kondisi geografis Thailand dengan Indonesia berdekatan dan sama-sama berada di Asia Tenggara. (detik. com, 16/06/22)

Tentu saja, antisipasi wajib dilakukan. Sebab, konektivitas antar negara mempermudah peredaran narkoba. Terlebih lagi ketika individu dan masyarakat di dalam negeri masih rentan. Banyak yang mudah tergiur pada barang haram tersebut. Entah sebagai pengguna, maupun pengedar.

Kasus penyalahgunaan narkotik dan obat terlarang di Kota Bandung meningkat sejak pandemi Covid-19. Hal itu didasarkan pada angka survei prevalensi yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN). 

Data BNN Kota Bandung, pada tahun 2021, hasil survei prevalensi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba di Kota Bandung mengalami peningkatan. Dari semula 1,80 persen di tahun 2019, naik menjadi 1,95 persen. (inewsjabar. id, 16/06/22)

Mengapa ancaman narkoba sulit untuk dibendung? Padahal, kita sudah teramat sering mendengar berita penangkapan pelaku pengguna ataupun pengedar narkoba. Pelaku pun berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Dari yang ekonomi pas-pasan hingga yang selevel "sultan".

Hal ini karena dampak dari penerapan sistem sekuler-liberal. Yakni aturan yang memisahkan agama dari kehidupan. Memisahkan agama dari negara. Sehingga aturan yang ada merupakan produk buatan manusia yang lemah dan terbatas.

Di Indonesia, narkoba memang ilegal. "Thailand mungkin sudah melegalkan, tapi di kita selama UU 35 (tentang narkotika) masih menentukan kalau ganja itu dilarang dan ilegal, kita akan tetap lakukan penindakan," tutur Kepala BNN Jabar Brigjen M Arief Ramdhani .

Pemerintah pun berupaya dengan berbagai cara untuk menekan angka peredaran narkoba. Hanya saja, hal ini akan menjadi sulit atau bahkan mustahil bisa dilakukan, selama sekulerisme masih menjadi paradigma berpikir sebagian masyarakat.

Sekulerisme menjadikan manusia jauh dari agama. Mereka tidak takut akan adanya ancaman atau siksa dari Sang Maha Pencipta. Mungkin saja, para pelaku tahu kalau narkoba itu haram. Namun mereka tergiur dengan keuntungan yang akan didapatkan.

Terkhusus bagi pengedar. Mereka tidak peduli kalau narkoba itu akan mengancam generasi. Tidak peduli kalau apa yang mereka lakukan akan mengancam masa depan negara. Ataupun akan menyebabkan mereka mendapatkan siksa. Sebab yang dipikirkan hanyalah ingin mendapatkan keuntungan.

Pun bagi pengguna. Tidak memikirkan dampaknya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Baik dampak yang akan dirasakan di dunia, maupun di akhirat. Karena yang diinginkan hanyalah kesenangan. Sungguh merugi. Senangnya sesaat. Namun akibat buruknya sangat berat.

Maka, jika serius ingin menjaga generasi dari ancaman narkoba, harus berusaha mencari sistem alternatif yang mampu menumpas narkoba hingga ke akar-akarnya. Itulah sistem Islam. Sistem yang bersumber dari Zat yang Menciptakan manusia. Dia yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Halaman:

Editor: Rauf Nuryama

Tags

Terkini

China Dukung Langkah Indonesia dalam Melindungi UMKM

Jumat, 29 September 2023 | 21:08 WIB
X