Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022, Bank Indonesia Proyeksikan tumbuh 4,7-5,5 Persen

- Kamis, 25 November 2021 | 06:10 WIB
Bank Indonesia proyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,7-5,5 Persen. (TiNewss)
Bank Indonesia proyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,7-5,5 Persen. (TiNewss)

TiNewss.com--Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada tahun 2022, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan akan tumbuh  4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021. Hal ini   didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.

Menurut BI, pertumbuhan ekonomi ini, juga didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.

“Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022. Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas masal dari pandemi Covid-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural," demikian disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2021 yang digelar secara hibrida (daring dan luring) pada 24 November 2021.

Baca Juga: Viral: Oknum Anggota TNI dan Polri Baku Hantam di Ambon, POM DAM XVI/Pattimura Turun Tangan

Presiden RI, Joko Widodo, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik diantara jajaran otoritas, baik antara BI, OJK, LPS, dan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan.

Menuru Presiden, hal tersebut menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid 19 terhadap perekonomian nasional di 2021, sehingga setiap permasalahan kecil dapat terselesaikan. Ke depan, Presiden RI juga mendorong untuk dikembangkannya ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi, khususnya UMKM.

Respons bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus  mengawal perekonomian pada tahun 2022. Inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3±1% pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

Baca Juga: Misteri Pertemuan Dua Lelaki di Cadas Pangeran Sumedang

Defisit transaksi berjalan rendah, pada kisaran 1,1-1,9% pada 2022. Stabilitas sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah. Dana Pihak Ketiga dan kredit akan tumbuh 7,0-9,0% dan 6,0-8,0% pada 2022. Ekonomi-keuangan digital akan meningkat pesat. Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce diprakirakan akan mencapai Rp530 triliun, uang elektronik Rp337 triliun, dan digital banking lebih Rp48 ribu triliun.

Bauran kebijakan BI pada tahun 2022 akan terus disinergikan dan sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian.

Bauran kebijakan tersebut mencakup  5 instrumen kebijakan, yaitu:

1. Kebijakan moneter  

Sejalan dengan risiko meningkatnya tekanan instabilitas pasar keuangan global dari normalisasi kebijakan moneter the Fed dan sejumlah negara Advanced Economies (AEs), kebijakan moneter BI pada tahun 2022 akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability), baik pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar, maupun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Normalisasi kebijakan moneter akan dilakukan secara sangat hati-hati dan terukur agar tidak mengganggu proses pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Sambut Danyonif Raider 301/PKS Baru, Jajang Heryana Ajak Letkol Fanany Bekerjasama Bangun Sumedang

Halaman:

Editor: Asep D Darmawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X