TiNewss.com--Pertemuan dua sosok lelaki di Cadas Pengeran masih sangat misteri. Kalau pun sekarang ada dua sosok lelaki yang berjabat tangan di Persimpangan Cadas Pangeran, hanya diinisiasi oleh Bupati Sumedang Sutardja (1983-1988). Dua lelaki itu adalah Pangeran Kornel dan Daendels.
Demikian disampaikan mantan wartawan senior dan juga Dosen UIN Bandung, Ridha Abdullah pada akun Facebooknya dan sempat dikonfirmasi TiNewss.com.
"Pertemuan dua sosok lelaki di persimpangan Jalan Cadas Pangeran yang patungnya diinisiasi Bupati Sumedang Sutardja (1983-1988), masih misteri," ujar Ridha.
Baca Juga: Sambut Danyonif Raider 301/PKS Baru, Jajang Heryana Ajak Letkol Fanany Bekerjasama Bangun Sumedang
Menurut Ridha, sosok Pangeran Kusumadinata IX atau Pangeran Kornel (1791-1828) divisualisasikan menentang Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1808-1811) saat pembangunan jalan raya Pos Anyer-Panarukan di Kawasan Cadas Pangeran, Sumedang itu, ternyata bukan fakta sejarah.
Sebab, lanjut Ridha, secara historis, peristiwa pertemuan itu tidak tertulis dalam arsip manapun.
"Itu kesimpulan Prof. Djoko Marihandono, sejarawan pengajar Sastra Perancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia setelah menelusuri data atau sumber historis terkait peristiwa pertemuan Daendels dan Kusumadinata IX di Ciherang," terang Ridha.
Baca Juga: Mengaku Khilaf, Anggiat Pasaribu minta Maaf. Tak Disangka, Ini Tanggapan Arteria Dahlan
Penelusurannya meliputi koleksi Arsip Nasional RI dan asrsip dari Centre d'accueil et de recherche des archieves nationales (CARAN) di Rue des Ecoles, Paris, Perancis, untuk penggarapan disertasi yang berjudul "Sentralisme Kekuasaan Pemerintah Daendels di Jawa 1808-1811: Penerapan Intruksi Napoleon Bonaparte.
Lebih lanjut Ridha menjelaskan, dalam salah satu bundel arsip Priangan ditemukan korespondensi pengusaha pribumi putera kepada pejabat Belanda, khususnya yang bertugas menjadi pengawas proyek Jalan Raya Pos, pada pertengahan tahun 1808, Kusumadinata IX hanya menunjukkan perbedaan sikap terhadap pembanguan jalan Raya Pos.
Tapi sang Bupati tidak menyatakan keberatan sama sekali. Bahkan menawarkan bantuannya lebih lanjut kepada penguasa kolonial jika masih diperlukan. Tulis Marihono dalam "Mendekontruksi Mitos Pembangunan Jalan Raya Cadas Pangeran 1808: Komparasi Sejarah dan Tradisi Lisan".
"Fakta ini dikuatkan oleh tradisi administrasi kolonial. Setiap peristiwa termasuk kedatangan seorang Gubernur Jenderall, pasti akan meninggalkan catatan dan laporan sangat panjang," ujarnya.
Ridha menuturkan, mulai laporan keberangkatannya, daerah mana saja kunjungannya, siapa saja tamunya atau orang yang dikunjungi, pasti akan tercatat lengkap dan tersimpan sebagai arsip.
Artikel Terkait
Berusia 109 Tahun Sesepuh Cadas Pangeran, Jelaskan Tentang Oray Koneng Dalam Kasus Hilangnya Yana
Keren Nih : Sumedang Raih Lagi Penghargaan dari Provinsi Jawa Barat
Pemeran Drama Korea ‘School 2021’ Berbagi Kegembiraan Untuk Penayangan Perdana yang Telah Dinanti-nantikan
Mengaku Khilaf, Anggiat Pasaribu minta Maaf. Tak Disangka, Ini Tanggapan Arteria Dahlan
Sambut Danyonif Raider 301/PKS Baru, Jajang Heryana Ajak Letkol Fanany Bekerjasama Bangun Sumedang